News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bangkok Rusuh

Gawat, Abhisit Berlakukan Jam Malam di Bangkok

Editor: Iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi Kota Bangkok Rusuh

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK- Ibukota Thailand, Bangkok makin kritis. Pemerintah Thailand, Minggu (16/5) segera memberlakukan jam malam di kota Bangkok setelah bentrokan tiga hari berturut-turut antara demonstran pro Thaksin melawan pasukan pemerintah yang telah menewaskan lebih dari 25 orang.

PM Thailand Abhisit Vejjaijiva menegaskan, untuk mengatasi ketertiban kota Bangkok agar tidak berlarut-larut maka segera diberlakukan jam malam.

Abhisit pun menegaskan tak akan mundur dari kursi Perdana Menteri dan tidak akan membiarkan hukum tidak dihormati. Tidak mungkin negara kalah oleh sekelompok kecil yang membuatk kekacauan dan mengorbankan rakyat sipil.

Demonstrasi di Bangkok yang dilakukan oleh ratusan ribu kaus merah pro mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra ini telah berlangsung dua bulan. Secara berangsur angsur semakin menciptakan kondisi parah.

Setelah tuntutan mereka untuk meminta PM Abhisit membubarkan parlemen dan mempercapat penyelenggaraan pemilu ditolak, berbagai upaya damai negosiasi kedua pihak pun menemui jalan buntu.

Kemudian pengunjukrasa menggalang aksi donor darah yang kemudian ditumpahkan di halaman dan memerahkan cat gedung pemerintah.

Negosiasi pun buntu lagi sehingga pengunjukrasa membakar ban dan gedung serta ruko di tengah kota Bangkok yang berkecamuk.

Pasukan pemerintah pun tak kalah akal dengan menembakkan kepada pengunjukrasa peluru karet. Yang akhirnya perang saudara pun terjadi setelah jenderal pengunjukrasa tertembak.

Kondisi makin tak terkendali dan bangsa bangsa eropa serta AS sudah mengeluarkan travel warning agar warganya tidak berkunjung ke Thailand.

Hampir tiap hari ada jatuh korban di antara kedua pihak. Pasukan pemerintah telah mengklaim terdapat korban tewas hingga 25 dan luka 251. Namun pengunjukrasa justru meyakinkan kepada dunia internasional bahwa korban tewas lebih dari 50 orang. (cnn)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini