TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Libya, Moammar Khadafi makin terdesak setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan ia harus segera meninggalkan jabatannya di tengah-tengah situasi di mana polisi pendukungnya mulai melawan kepadanya.
Seperti dilansir Reuters dan dikutip Tribunnews.com, Minggu (27/2/2011), Khadafi makin kehilangan dukungan setelah sejumlah kota penting di negara itu mulai dikuasai pengunjuk rasa. Satu kota penting itu adalah Benghazi, yang merupakan wilayah kaya minyak.
Kota ini berhasil dibebaskan oleh koalisi anti-Khadafi dan anggota militer yang membelot. Tidak hanya itu, seorang mantan menteri Kadhafi mengumumkan formasi pemerintahan sementara untuk menyatukan negara itu.
Sementara, di Tripoli bagian barat, sejumlah warga di wilayah itu membarikade jalan-jalan mereka dan memproklamasikan secara terbuka perlawanan setelah pasukan pengamanan pergi.
Para pemimpin negara-negara barat secara retorik melakukan evakuasi warga mereka yang terjebak di negara itu dan menegaskan bahwa Kadhafi harus segera pergi.
"Saat seorang pemimpin bertahan di kekuasaan dan menggunakan kekerasan untuk melawan rakyatnya maka ia telah kehilangan legitimasi dan yang harus dilakukan adalah mundur," demikian sejumlah pembantu Obama menggambarkan pembicaraan Presiden AS dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Barack Obama: Khadafi, Sudah Saatnya Anda Lengser!
Penulis: Widiyabuana Slay
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger