TRIBUNNEWS.COM - Kelompok oposisi menguasai Benghazi, salah satu kota terbesar di Libya. Kota ini jatuh setelah oposisi bahu membahu dengan personel militer yang desertir.
Aljazeera melaporkan, desertir militer itu mengajari warga sipil untuk menggunakan peralatan militer, termasuk penggunaan senjata antipesawat terbang.
Latihan itu sebagai persiapan menghadapi gempuran loyalis Moaamar Khadafy atau untuk menyerang Tripoli, ibu kota negara yang dikuasai sepenuhnya oleh loyalis Khadafy.
Tripoli sepenuhnya dalam penguasaan Khadafy. Aljazeera mengutip sumber-sumber mengatakan, kelompok oposisi tidak berkutik. Mereka tidak punya akses menguasai senjata.
"Tripoli adalah kota tanpa senjata. Kami hanya melawan dengan batu," kata warga Tripoli.
Khadafy belum menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah kendati mendapat tekanan dari oposisi di dalam negeri dan para pemimpin Barat, termasuk Presiden AS Barack Obama.
Penguasa Libya sejak 41 tahun lalu, yang dilaporkan menguasa Tripoli, ibu kota Libya, sementara beberapa kota lainnya jatuh ke tangan oposisi, Minggu (27/02/2011) waktu setempat, "memperluas wilayah" melalui pendukung fanatiknya.
APTN melaporkan, seperti dikutip Tribunnews.com dari Aljazeera, loyalis Khadafy unjuk kekuatan di kota Harsha, sekitar 35 kilometer dari Tripoli, ke arah kota Zawiya.
Empat hari lalu, Zawiya dikuasai kelompok oposisi dan personel militer yang membelot.
"Sekarang (Zawiya) tampaknya menjadi target kekuatan loyalis rezim," tulis Aljazeera.
Warga Sipil Libya Dilatih Perang
Editor: Dahlan Dahi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger