TRIBUNNEWS.COM - Kekisruhan politik yang terjadi di Libya membuat rakyat di negara itu mencari tempat yang aman. Menurut data yang dikeluarkan PBB, sedikitnya 150 ribu orang meninggalkan negara itu sejak aksi melawan Moammar Khadafi bergolak yang dimulai sejak 17 Februari lalu. Demikian dilansir CNN dan dikutip Tribunnews.com, Rabu (2/3/2011).
Tempat pelarian yang digunakan warga Libya adalah Tunisia yang berhasil melengserkan presiden mereka. Petugas kesehatan Tunisia dikabarkan sangat sibuk menolong warga Libya yang sakit saat mengungsi.
Banyaknya pengungsi dari Libya membuat kelabakan pemerintahan Tunisia, lembaga pemberi bantuan, dan relawanan untuk mengatasi luapan pelarian dari Libya. Berdasarkan estimasi dari lembaga pengungsi PBB, UNHCR, jumlah pengungsi mencapai 150 ribu yang menyebar ke Tunisia dan Mesir yang lebih dulu sukses menggulingkan rezim berkuasa.
Kebanyakan dari pelarian ini adalah warga Mesir. Sedikitnya, satu juta warga Mesir bekerja di dekat Libya. Selain itu, para pengungsi ini termasuk warga dari Bangladesh, Thailand, Vietnam, Ghana, Sudan, Mali, dan beberapa negara lain yang bekerja di Libya demi sesuap nasi.
Tunisia Kelabakan Terima Ratusan Ribu Pengungsi Libya
Penulis: Widiyabuana Slay
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger