TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak batalkan seluruh agenda acaranya, Senin (19/12/2011),dan memerintahkan semua anggota militer disiagakan di seluruh lini untuk waspada menghadapi serangan. Demikian dilansir CNN dan dikutip dari pejabat setempat.
Dalam sikap siaga ini, yang merupakan level paling tinggi, pasukan Korsel akan mengamati pergerakan tentara Korea Utara (Korut) dan mengetatkan pengamanan di pantai. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Korsel.
Setelah Perang Korea yang terjadi di tahun 1950, kedua negara itu tidak pernah menandatangani secara formal perjanjian damai dan secara teknis masih dalam kondisi perang dan hanya dipisahkan oleh zona bebas militer.
Mayat Kim akan disemayamkan selama sepekan di Kumsusan Memorial Palace, Pyongyang, tempat mayat sang ayah Kim Il Song dikebumikan. Penghormatan terakhir akan dilakukan pada 28 dan 29 Desember mendatang.
"Apa yang dikhawatirkan Korsel adalah sesuatu yang bisa dimaklumi, jujur saja karena ini disebabkan oleh sikap tak aman Korea Utara dan bahkan bisa membuat negara itu lebih berbahaya," ujar seorang pejabat AS.