News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sabah Berdarah

Beberapa Polisi Malaysia Dibunuh dan Dimutilasi di Sabah

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi malaysia periksa pria yang ditahan di dekat Tanduo, Sabah

Tribunnews.com, Sabah- Kelompok bersenjata Kesultanan Sulu memutilasi sejumlah polisi Malaysia dan memenggal salah satu dari mereka dalam sebuah insiden di Sabah.

Namun pihak berwenang Malaysia, seperti dilaporkan Sydney Morning Herald, Kamis (7/3/2013), hanya mengungkapkan sedikit rincian tentang insiden tersebut.

Insiden mutilasi itu terjadi di sebuah desa di dekat kota pantai di Sabah timur, Semporna, pada 2 Maret, tiga hari sebelum pasukan keamanan Malaysia pada Selasa melancarkan serangan udara dan darat terhadap sekelompok militan yang bersembunyi di perkebunan kelapa sawat di dekat desa Lahad Datu, sekitar 150 kilometer dari Semporna.

Insiden Semporna, di mana enam polisi tewas, membuat terketjut otoritas Malaysia dan merupakan katalisator bagi Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, untuk mengerahkan tujuh batalyon tentara ke Sabah dengan perintah untuk menggunakan kekuatan apa saja yang diperlukan guna melumpuhkan kaum militan itu, kata sejumlah sumber.

Lebih dari 200 orang bersenjata yang mengaku sebagai milisi Kesultanan Sulu dari Filipina selatan tiba di Sabah, sebuah negara bagian Malaysia yang terletak di utara pulau Kalimantan, tiga minggu lalu.

Orang-orang bersenjata itu mengklaim sebagai ahli waris sah dari wilayah Sabah. Peristiwa itu memicu krisis keamanan yang paling serius di Malaysia dalam beberapa dekade terakhir.

Kesultanan Sulu merupakan kerajaan Islam yang selama berabad-abad memerintah Filipina selatan dan bagian dari apa yang sekarang merupakan wilayah negara bagian Sabah. Kesultanan itu telah lama runtuh walau turunan dan pengikutnya masih ada.

Rincian tentang insiden mutilasi di Semporna itu mulai muncul. Peristiwa itu terjadi ketika sekelompok polisi berjumlah 19 orang diserang selagi berpatorli di desa Simunul, dua kilometer dari Semporna, pada malam tanggal 2 Maret. Sejumlah polisi yang ditangkap lalu disiksa dan tubuh mereka dimutilasi. Satu orang diantaranya dipenggal, lapor Borneo Insider.

"Memenggal kepala orang bertentangan dengan agama kami. Ini mengerikan, kejam," kata Azmi, seorang nelayan yang tinggal di dekat desa itu.

Ketika sekitar 50 polisi kemudian dikirim ke daerah itu, enam gerilyawan tewas dalam baku tembak sengit sebelum orang-orang lainnya melarikan diri, lapor media lokal.

Kelompok-kelompok ekstremis, dalam pemberontakan yang melanda Filipina selatan, sering memenggal musuh-musuh mereka, termasuk tentara Filipina yang ditangkap dan sandera yang diculik yang keluarganya tidak membayarkan uang tebusan.

Kelompok bersenjata yang tiba di Sabah itu tampaknya merupakan petempur yang mahir menggunakan taktik perlawanan. Hal itu menimbulkan kecemasan tentang keterkaitan mereka dengan kelompok-kelompok perlawanan seperti Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), sebuah kelompok yang tidak melakukan penandatangan kesepakatan damai dengan pemerintah Filipna, yang ditandatangani kelompok lain, yaitu Front Pembebasan Islam Moro (MILF) tahun lalu. Kesepakatan tersebut diperantarai Malaysia.

Nur Misuari, pemimpin MNLF, mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa kelompoknya tidak mendukung serangan tersebut tetapi ia memperingatkan pemerintah Malaysia untuk tidak melukai warga sipil Filipina di Sabah. "Jangan sentuh warga sipil kami," katanya. "Sekali Anda melakukannya, itu sama saja dengan mendeklarasi perang terhadap rakyat kami dan Front Nasional Pembebasan Moro."

Di kota Zamboanga di Filipina selatan, Habib Hasyim Madjahab, seorang pejabat MNLF, mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa pendukung kelompoknya telah pergi ke Sabah untuk memperkuat warga Filipina di sana. "Kami terluka dan banyak dari orang-orang kami, bahkan yang bukan petempur, pergi Sabah untuk membantu kesultanan itu," kata Madjahab.

Belum ada laporan tentang adanya warga Filipina yang tiba lagi di Sabah, salah satu dari 13 negara bagian Malaysia yang terletak di utara Kalimantan dan hanya satu jam perjalan dengan kapal motor dari Filipina selatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini