Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Pembunuh pegulat profesional (profesional wrestler) legendaris Rikidozan, yaitu mantan anggota yakuza, Sumiyoshikai, Katsuji Murata (74) tanggal 9 April 2013 meninggal dunia karena sakit dan usia, komplikasi penyakit diabetes dan peritonitis.
Demikian ungkap pers Jepang beberapa waktu lalu yang dikutip Tribunnews.com, Senin (15/4/2013).
Pegulat profesional ini, Rikidozan (Mitsuhiro Momota), tak pernah terkalahkan di tahun 1960-an. Namun meninggal 15 Desember 1963, setelah ditusuk Murata tanggal 8 Desember 1963 di daerah Akasaka, Tokyo, sebuah klub bernama New Latin Quarter. Perkelahian di kamar keciil klub tersebut dan Murata menusukkan beberapa kali pisaunya ke bagian lambung Rikidozan.
Hampir semua orang Jepang mengenal setidaknya pernah mendengar nama Rikidozan, kelahiran Hamgyong Korea tanggal 14 November 1924. Dia sangat berjasa meningkatkan semangat hidup banyak warga Jepang di saat kelesuan ekonomi di awal tahun 1960. Semula dia adalah seorang pesumo, lalu menjadi pegulat profesional sejak tahun 1951.
Begitu populernya dia dan selalu menang dalam pertandingan, sehingga membuat dia semakin aktif mencari penantang lainnya. Salah satu yang ditantang bertanding adalah Masahiko Kimura, pejudo profesional terkenal Jepang. Menurut rumor yang beredar, penusukan Murata kepada Rikidozan sebagai balas dendam warga Jepang, khusus akibat keangkuhan Rikidozan terhadap Kimura.
Rikidozan mendirikan Japan Pro Wrestling Alliance (JWA), badan promosi pegulat profesional yang pertama di Jepang, tahun 1953.
Salah satu anaknya, Mitsuo Momota, berusaha menjadi pegulat profesional seperti ayahnya, sejak tahun 1970, tetapi tidajk berhasil populer seperti ayahnya.Anak angkatnya, Bak Myeong-cheol, sejak 2009 menjadi anggota Dewan Komisi Pertahanan Korea Utara.