News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Pengarang Buku Yakuza Terkenal

Naik Mobil BMW, Bos Yakuza Bilang: Emang Siapa Elo!

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tomohiko Suzuki

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Kebanggaan yakuza sama seperti orang biasa, ingin naik mobil bagus enak dan nyaman serta bergengsi. Meskipun mobil Jepang banyak yang bagus, penggunaan mobil asing seperti Mercedes Benz masih tetap jadi incara bos-bos Yakuza. Satu kebanggaan tersendiri naik mobil mahal dan bagus demikian.

Demikian ungkap pengarang buku Yakuza terkenal, Tomohiko Suzuki, khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (16/4/2013), di Ikebukuro, Tokyo.

"Banyak mobil bagus di Jepang tetapi ada kelas tersendiri. Kita suka tapi belum tentu bisa naik. Misalnya suka mobil BMW tapi belum tentu bisa menggunakan, belum tentu bisa naik BMW karena bos Yakuza akan menegurnya, emang siapa elo naik BMW," paparnya lagi.

Dengan demikian ada tingkatan kelas di Yakuza dan ada mobil serta aturannya yang tak tertulis. Kalau bos tingkatannya naik Benz atau Lexus Toyota. Lalu bawahannya naik Velvire dan sebagainya. Jadi meskipun punya duit sebagai anggoya yakuza juga mesti hati-hati karena akan dipertanyakan atasannya dan bisa disangka hanya menguntungan diri sendiri saja dan bisa dianggap tak mau membesarkan kelompoknya (kumiai).

Penggunaan mobil oleh Yakuza bukan terkait  soal nasionalisme, tapi praktis hanya gengsi dan sesuai level kepemimpinan di yakuza saja,  benefit dan  merit (keuntungan) yang diperoleh kalau naik mobil tertentu. Praktis tidak dalam kehidupan sehari-hari. Itulah pertimbangannya.

Suzuki kelahiran 27 Mei 1966 mengakui mulai tertarik kepada dunia yakuza saat berusia 28 tahun menjadi kameramen  di Amerika Serikat. Berkenalan dengan Yakuza di Los Angeles bagian Timur saat itu, lalu kembali ke Jepang semakin mendalami dunia yakuza. Buku karyanya "Yakuza dan Genpatsu", dalam bahasa Jepang sangat laris saat ini terjual sekitar 70.000 eksemplar.

Terpikirkan untuk saat ini di bahasa Inggris-kan tetapi belum ada penerbit Jepang yang cocok dan mau menerbitkan dalam bahasa Inggris, katanya.

Suzuki mengarang  sekitar 20 buku non fiksi dan umumnya mengenai keterkaitan Yakuza di masyarakat Jepang. Dalam waktu dekat, di masa depannya Suzuki ingin menjadi wartawan perang yang saat ini masih berkecamuk, misalnya di Timur Tengah, "Tantangan yang sangat menarik bagi saya," paparnya.

Info soal yakuza klik: www.yakuza.in


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini