TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Tamerlan Tsarnaev, satu dari dua pelaku bom Maraton Boston, diduga menjadi seorang yang radikal setelah ia berteman dengan seseorang bernama Misha.
Menurut Ruslan Tsarni, paman Tamerlan sejak berteman dengan Misha, Tamerlan berubah total. "Ia berhenti bertinju dan belajar musik. Kedua bidang tersebut telah ditekuni Tamerlan selama bertahun-tahun. Dia mulai menentang perang di Afghanistan dan Irak.
Dia berpaling ke situs dan sastra, dan mengklaim bahwa CIA berada di balik serangan teroris 11 September 2001, dan Yahudi menguasai dunia. Entah bagaimana caranya, ia telah menyuci otaknya," ujar Ruslan seperti dikutip dari Boston.com, Rabu (24/4/2013).
Walau demikian Ruslan tidak mengetahui latar belakang Misha lebih lanjut, termasuk apakah ia memiliki hubungan dengan kelompok teroris tertentu.
Tamerlan Tsarnaev tewas dalam baku tembak dengan aparat penegak hukum, di kota Watertown, di hari Jumat pekan lalu, sementara adiknya, Dzhokhar Tsarnaev ditangkap pihak berwenang dan telah disidangkan di hari Senin kemarin.
Persidangannya dilangsungkan di rumah sakit Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Mississippi, tempat dimana Dzhokhar dirawat.
Ia didakwa menggunakan senjata pemusnah massal untuk membunuh, dan penghancuran berbahaya terhadap properti yang mengakibatkan kematian. Jika terbukti ia terancam hukuman mati. (boston.com)