Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Keberadaan dari si peniup peluit Edward Snowden, yang membocorkan sebuah program rahasia pengawasan tertinggi Pemerintah AS, seperti debu hilang ditiup angin.
Setelah membocorkan rahasia tertinggi negeri Paman Sam itu, tidak ada satu pihak pun yang mengetahui keberadaan mantan pegawai CIA itu.
Ia diketahui telah meninggalkan tempatnya menginap di sebuah hotel di Hong Kong. Seperti diberitakan oleh Asiaone.com, Selasa (11/6/2013).
Sementara itu Pemerintah AS, siap mengambil tindakan terhadap Edward. Departemen kehakiman Amerika Serikat meluncurkan investigasi atas bocornya informasi rahasia oleh mantan pakar komputer badan intelijen, CIA tersebut.
Seorang anggota senior parlemen AS, Dianne Feinstein menuding Edward sebagai seorang pengkhianat dan meminta dia diekstradisi dari Hong Kong secepat mungkin.
Hong Kong, merupakan wilayah administratif khusus China, dan memiliki perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade.
Senator Florida yang berasal dari Partai Demokrat, Bill Nelson, menilai Edward harus diadili karena berkhianat terhadap negara.
"Dia bukan peniup peluit, saya pikir yang dilakukannya adalah sebuah pengkhianatan terhadap negara," katanya.
Dalam persembunyiannya disebuah hotel di Hong Kong, Edward sebelumnya mengatakan ia telah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh keputusannya untuk membocorkan rahasia negara AS.
Ia mengatakan, dirinya harus membocorkan rincian dari program NSA yang bernama PRISM, karena ia merasa negaranya sedang membangun mesin spionase yang bisa memata-matai setiap warga Amerika.
Semua rincian tentang program itu, ia berika kepada surat kabar Washington Post dan surat kabar Inggris, Guardian agar dipublikasikan secara luas ke publik.
(asiaone.com)