News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Makin Banyak Anggota Yakuza Pakai Jari Palsu dari Silikon

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jari palsu buatan Shintaro Hayashi, CEO Aiwa Prosthetics and Orthoticks .

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah anggota Yakuza – mafia Jepang- kini semakin berkurang. Bukan hanya dari data kepolisian, tetapi beberapa bukti telah menunjukkan hal tersebut. Penyebab utama, semakin sulit cari uang apabila terdaftar sebagai anggota Yakuza. Jadi banyak yang mengundurkan diri, terutama yang memang tidak berproduksi, bagi pimpinan Yakuza pun dianggap “sampah” tidak diperlukan, ya, silakan ke luar.
 
Keluar dari anggotaan kelompok Yakuza bukan mudah memang, terlebih bagi yang telah melakukan pemotongan jari (yubitsume). Mereka ke luar dari kelompok Yakuza, memperbaiki jari yang hilang dengan membuat jari kelingking palsu. Jumlahnya cukup banyak sedikitnya 300 anggota Yakuza membuat kelingking palsu di sebuah pabrik pembuat jari palsu silikon di Tokyo. Semakin banyak anggota Yakuza membuat jari palsu ini menjadi bukti semakin banyak anggota Yakuza keluar dari kelompoknya, mau kembali ke dunia masyarakat biasa (Umum).
 
Demikian ungkap Shintaro Hayashi, CEO Aiwa Prosthetics and Orthoticks di Tokyo khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (18/6/2013).

"Saat ini memang tampaknya semakin banyak anggota Yakuza membuat ruas jari buatan dengan maksud dan tujuan berbeda beda," paparnya yang menginformasikan saat ini hanya ada sekitar lima perusahaan pembuat jari buatan di Jepang yang mirip dengannya."

Para anggota Yakuza tersebut memberitahu satu sama lain mengenai keberadaan perusahaan ini sehingga semakin banyak yang datang. Demikian pula dari pusat rehabilitasi dan polisi yang memperkenalkan kepadanya setelah yang bersangkutan kelihatan bertobat saat keluar dari penjara dan untuk bisa bersosialisasi dengan baik dibuatlah ruas jari buatan sehingga tak diketahui kalau bekas Yakuza.

Anggota Yakuza terutama yang pernah yubitsume, dipotong ruang jari kelingkingnya karena berbuat salah atau sebagai permohonan maaf, biasanya sulit diterima bekerja di masyarakat umum karena melihat jari tersebut. Makanya dibuat ruas jari palsu agar tak ketahuan.

Tapi jari palsu pun tidak murah, sebuah jari kelingking sekitar 239.000 yen sebuah atau sekitar Rp 24,7 juta (kurs Rp 103 per yen) dengan kualitas silikon terbaik semua made in Japan, jelasnya.

Kalau satu tangan palsu sampai lengan bisa sekitar 600 ribu yen (Rp 62 juta) satu kaki palsu bisa mencapai satu juta yen (Rp 103 juta). Semua juga tergantung kualitasnya dan harus di maintenance, diperbaiki atau diperbagus setiap 3 bulan sekali karena antara lain warna memudar, benda ikut menjadi agak rusak, dan sebagainya.

Tujuan lain Yakuza, ada sekitar lima Kumicho, kepala kelompok Yakuza yang membuat pula ruas kelingking palsunya. Alasannya, dia mau hadir di acara perkawinan, hadir di acara pertandingan olahraga anaknya, bersosialisasi dengan masyarakat umum, agar keluarganya tidak diejek dan dia dapat berpenampilan prima, tak ada yang tahu kalau Yakuza.

"Meskipun begitu ada pula Yakuza yang tidak sadar, semula agar bisa kembali bekerja dengan baik, bekerja dengan baik di masyarakat umum, ternyata ada yang kembali menjadi penjahat lagi, melakukan penipuan," paparnya.

Hal itu diketahui setelah seorang polisi Hakodate Hokkaido menelponnya bahwa seorang Yakuza ditangkapnya karena terbukti melakukan penipuan di masyarakat dan jarinya yang palsu disebutkan sang Yakuza dibuat di tempat Hayashi sehingga dia ditelpon polisi untuk konfirmasi tersebut.

Macam-macam Yakuza dengan berbagai motif membuat ruas jari palsu. Sedikitnya 300 anggota Yakuza telah pernah membuat jari palsu tersebut di tempat Hayashi dan setiap tahun sekitar satu orang Yakuza mungkin membuat jari palsu tapi tak ada uang, namun setelah lima tahun kemudian dilunasinya.

"Ya apa boleh buat. Yang penting dia bertobat dirinya tidak lagi berbuat kejahatan. Lalu bekerja cari uang kalau sudah punya uang ya dibayarnya. Biasanya bagi yang tak punya uang begitu saya minta bayaran separuh lalu sisanya dicicil. Saya membuat agar manusia itu bisa lebih baik lagi, sadar dan kembali ke kehidupan normal, jadi tak sampai mengharuskan bayar bagi kalangan Yakuza tersebut."

Berbagai info Yakuza silakan baca di www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini