Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW - Gara-gara menyatakan akan mempertimbangkan permohonan ekstradisi, Edward Snowden, buronan intelijen Amerika Serikat (AS), pesawat Presiden Bolivia, Evo Morales, dipaksa melakukan pendaratan di Wina, Austraia.
Sebelum insiden itu terjadi Morales mengatakan negaranya akan mempertimbangkan permintaan suaka politik Snowden, jika ia memintanya.
Menteri Luar Negeri Bolivia, David Choquehuanca pesawat Morales, ditolak melewati wilayah udara, Prancis, Italia, dan Portugal, lantaran diduga mengangkut Snowden.
"Presiden terpaksa mendarat di Wina," katanya seperti dikutip dari Asiaone.com, Rabu (3/7/2013).
Menurutnya, insiden itu telah mengancam nyawa Morales. "Ada desas-desus tak berdasar bahwa Tuan Snowden mungkin berada di dalam pesawat," katanya.
Pihaknya aku David, belum mengetahui pihak yang menybarkan desas-desus tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg mengkonfirmasikan insiden itu. Ia mengatakan setelah pihak berwenang memeriksa pesawat Morales, tidak ditemukan Snowden di dalamnya.
"Presiden Morales akan meninggalkan Austria pada Rabu pagi menuju La Paz, Bolivia," ucapnya.
Ketika ditanya, apa alasan pengalihan rute Morales, Alexander mengaku tidak mengetahuinya. (asiaone.com)