TRIBUNNEWS.COM, KUALALUMPUR - Edey Muliadi, seorang warga negara Indonesia yang berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat, setelah kapal yang ditumpanginya bersama dengan 43 orang warga negara Indonesia lainnya tenggelam di perairan Malaysia, mengatakan kapal yang ditumpanginya tenggelam akibat diterjang gelombang tinggi.
Seperti dikutip dari Asiaone.com, Minggu (4/8/2013), Edey mengatakan, saat kapal yang membawanya bertolak dari pantai Johor, gelombang besar menghadang mereka.
Hal itu membuat para penumpang panik, dan bergerombol di satu sisi kapal, sebelum gelombang memutar balikan mereka.
"Ketika kami terhempas ke laut saya bisa mendengar suara mereka, termasuk anak-anak berteriak di tengah kegelapan," ujar pria berusia 26 tahun yang bekerja seabgai operator excavator dekat ibukota Malaysia, Kuala Lumpur.
Ia mengatakan para penumpang berusaha untuk menyelamatkan diri mereka dengan berpegangan pada bagian perahu yang sudah hancur diterpa badai.
Muliadi mengatakan ia berpegangan kepada sebuah wadah plastik berisi bensin panas, dan beberapa tumpah di dada, perut dan tangannya.
"Saya juga digigit oleh ikan-ikan kecil. Itu benar-benar menyakitkan, tetapi saat itu yang saya pikirkan hanya bertahan hidup untuk keluarga saya," katanya.
Edey dan 43 WNI diduga merupakan pekerja ilegal di Malaysia yang hendak pulang kampung ke Indonesia, untuk merayakan Lebaran.
Seorang dari mereka yang selamat, mengatakan mereka membayar sebesar 400 dollar AS atau sekitar Rp 4 juta, untuk diselundupkan keluar dari Malaysia menuju kampung halaman mereka di Lombok, melalui Batam.