TRIBUNNEWS.COM - Steve Rubin, ahli bedah Médecins Sans Frontières (MSF) International, membocorkan kondisi di Suriah termasuk kebutuhan yang sangat tinggi.
“Sebelum perang, penduduk Suriah mendapatkan perawatan berkualitas. Sebagian orang sangat menginginkan perawatan dengan standar tersebut. Jadi, mereka datang ke sini karena tidak punya pilihan lain," demikian keterangan pers yang diterima redaksi Tribunnews.com, Jumat (9/8/2013).
Selain dari MSF, kata Rubin, layanan medis Suriah hanya menangani cedera dan luka akibat perang. Jadi, RS lain tidak dapat menangani sebagian besar penyakit lainnya. "Untuk itulah kami di sini, kami mengisi kekosongan yang ada," katanya.
Pada dasarnya, ruang gawat darurat menangani diabetes, hipertensi, dan penderita sakit jantung. "Di samping itu, kami menangani korban luka akibat pecahan peluru dan kami selalu siap sedia untuk korban yang datang dalam jumlah besar," jelas Rubin, lagi.
"Tetapi, kami juga mengantar kehidupan baru setiap harinya. Tidak ada rumah sakit lain yang menangani persalinan di sini. Meski ada bidan di permukiman setempat, tidak ada rumah sakit yang menangani persalinan," jelasnya.
Yang paling mengerikan, Rubin menjelaskan jika mereka menangani semua proses medis, mulai dari menangani kelahiran hingga kematian.
"Ruang bedah di sini berupa sebuah tenda, namun berjalan dengan baik. Pada dasarnya, kami berbekal peralatan – tidak semua yang kami inginkan tersedia, memang – namun cukup lengkap," jelasnya.
Suasana di sini bukan suasana ruang bedah biasa. Ini adalah ruang bedah MSF di mana setiap orang berjalan masuk dan berkata, “Saya akan melakukan yang terbaik dengan apapun yang saya miliki. Dan saya akan menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa yang saya bisa.”