Tribunnews, ADDIS ABABA — Semua orang yang mengenal Dhaqabo Ebba akan setuju bahwa petani asal Etiopia itu berusia amat lanjut.
Namun, seberapa lanjut usia Ebba masih menjadi perdebatan, meski Ebba mengaku dia sudah berusia 160 tahun.
Ebba menyatakan usianya dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal Oromiya TV. Wartawan televisi itu sangat kagum dengan pengetahuan Ebba soal sejarah Etiopia, sehingga sang wartawan yakin Ebba berusia 16 dekade.
Salah satu hal yang mengesankan sang wartawan adalah ingatan Ebba yang jernih soal masa-masa invasi Italia ke negeri itu pada 1895.
"Saat invasi Italia, saya memiliki dua istri dan anak saya sudah cukup besar untuk menggembalakan ternak," kata Ebba lewat Mohammad Ademo yang menerjemahkan kisahnya.
Jika usia Ebba dapat diverifikasi, dia akan menjadi orang tertua di dunia, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Jeanne Calment, perempuan Perancis yang berusia 122 tahun sebelum dia meninggal dunia.
Saat ini, Buku Rekor Dunia Guinness mengakui Misao Okawa (114) sebagai orang tertua di dunia. Namun, diyakini orang-orang setua Ebba atau bahkan lebih tua masih ada di suatu tempat di dunia ini.
Bulan lalu, Carmelo Flores Laura dari Bolivia mengaku berusia 123 tahun. Pernyataannya didukung sebuah dokumen yang menyatakan Carmelo lahir pada 16 Juli 1890.
Namun, Guinness tak bisa mengakui klaim Carmela itu, karena pernyataan usia hanya dibuktikan dengan surat baptis bukan akta kelahiran.
Upaya untuk memverifikasi usia Ebba mungkin akan sangat sulit. Apalagi Ebba tinggal di komunitas dengan tradisi oral yang tak pernah menyimpan catatan tertentu. Oleh karena itu, sejauh ini tidak ditemukan dokumen, surat, atau saksi hidup untuk memverifikasi usia Ebba.
Teknologi kedokteran kemungkinan bisa digunakan untuk memperkirakan usia petani Etiopia itu dan rencana untuk memeriksa usia Ebba memang tengah disiapkan.
Yang jelas, meski usia Ebba tidak bisa dikonfirmasi, petani itu masih bisa berbahagia karena setidaknya dia masih memiliki gigi lebih banyak ketimbang putra tertuanya Hamid.