Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Dengan membawa-bawa nama kelompok Yakuza yang besar di Tokyo, Sumiyoshikai, bahkan juga nama pemimpin Sumiyoshikai, seorang Ketua Kelompok Kanan Shokunjuku, Takashi Nao (55), mengancam akan membunuh seorang pengusaha Jepang usia 46 tahun apabila tak menyerahkan uang tunai 22 juta yen.
Demikian disampaikan sumber Tribunnews.com di kepolisian Jepang, Rabu (13/11/2013) yang mengungkap berhasil melakukan penangkapan Nao, Minggu (10/11/2013) pekan lalu, di Tokyo.
"Kami sudah mengeluarkan surat penangkapan dan mencari pelaku sejak Februari lalu tapi baru sekarang tertangkap," paparnya.
Seorang eksekutif dari perusahaan investasi Jepang, Crea Holding Inc. di Tokyo, terdaftar di divisi dua pasar modal saham Tokyo, diancam Nao pada tahun 2009 untuk membayar sejumlah uang pada saat rapat umum pemegang saham perusahaan tersebut.
Hal ini terjadi karena perusahaan itu salah tulis sedikit mengenai Nao. Perusahaan setuju. Tetapi saat dibuatkan kesepakatan pembayaran Nao meminta agar diganti dengan angka 100 juta yen. Belakangan Nao menurunkan permintaannya menjadi 22 juta yen apabila tidak dibayarkan akan dibunuh eksekutif perusahaan tersebut oleh kelompok Sumiyoshikai, ancamnya.
Perbuatan itu dilaporkan ke polisi dan akhirnya mengeluarkan surat penangkapan Februari lalu tetapi baru sekarang tertangkap.
Nao merupakan pendiri Shokonjuku tahun 1978. Kelompok ini memiliki 1.500 anggota saat ini dan bermarkas di Tokyo.
Kelompok kanan sering dipakai dan atau diperalat pula oleh Yakuza, karena Yakuza saat ini sangat sulit bergerak, sehingga dipakailah tangan kelompok tangan sebagai pencari uang kelompok yakuza.
Saat ini phak kepolisian masih menyelidiki Nao karena ada kemungkinan dia juga melakukan pemerasan kepada perusahaan Jepang lain.
Info lengkap Yakuza silakan baca di www.yakuza.in