News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Korban Pemukulan yang Mengajak Berdamai

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hitoshi Yamauchi (43) di Berlin memasang Iklannya sendiri di stasiun kereta api bawah tanah.

Laporan Koresponden Tribunnews.com Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Bisa dibayangkan betapa bingungnya kita bila dipukuli orang yang tak kita kenal. Apalagi kalau ada rasa diskriminasi terhadap orang asing. Tetapi ternyata yang dipukuli itu malah mengajak rukun, mengajak kerjasama, berusaha memberikan pengertian, agar rasa diskriminasi hilang bagi si pemukul. Mungkin si pemukul akan lebih bingung lagi dari kita ya?

Itulah yang terjadi pada Hitoshi Yamauchi (43) di Berlin, Jerman. Seorang Jerman tiba-tiba menghampirinya di stasiun kereta api bawah tanah, lalu langsung memukulinya sehingga mata kirinya cedera. Demikian tulis  Tokyo Shimbun kemarin sore (29/1/2014).

Yamauchi sadar dia menerima kekerasan rasial, ada prasangka diskriminasi dari seorang pria yang aneh di jalan-jalan Berlin, Jerman. Setelah dipukuli habis hingga mata kirinya cedera, dia memasang iklannya selama dua bulan, bertuliskan, "Mari kita semua kerjasama dengan baik" Begitulah isi iklannya dengan foto dia di kanan atas yang difoto bengkak dan mata kirinya ditutupi perban seusai dipukuli tersebut.

Iklan dipasang di stasiun bawah tanah di Berlin, dekat tempat dia dipukuli (halte bus) untuk bisa memanggil atau mengontak  kembali orang yang memukulinya. "Tidak ada yang baik dengan kebencian dan rasa diskriminasi. Oleh karena itu saya ingin mengajak dia berteman, agar bisa hilang rasa diskriminasinya," paparnya.

Yamauchi merupakan ahli software, pengembang perangkat lunak yang hidup di Berlin sejak  empat belas tahun yang lalu. Menghabiskan SD, SMP dan SMA di Kota Fuji , perfektur Shizuoka, dan terdaftar di Tohoku University. Lalu pada tahun 2000, telah bekerja di perusahaan Jerman hingga sekarang. Tengah malam September tahun 2013, dia bertemua seorang pria yang diduga orang Jerman, usia 30-40 tahun, di halte bus dia dipukuli.

"Gue gak tahu elo orang China apa Korea apa Jepang. Pokoknya gue benci elo!" dan melayanglah pukulan-pukulan kepada Yamauchi. Ucapan orang itu dalam bahasa Jerman dan diselingi bahasa Inggris logat Jerman.  Kacamatanya rusak, mata kiri bengkak cedera, untunglah tidak ada kelainan atau kerusakan matanya. Teman-temannya  dari Jepang dan Jerman menyayangkan kejadian tersebut, "Wah nasib buruk kamu ya."

"Saya ingin menghentikan pria tersebut di masa mendatang atas perbuatannya. Saya yakin dengan kebenciannya tersebut pasti akan ada lagi korban lain yang akan dipukulnya nanti. Oleh karena itu saya ingin memanggil dan bertemu dengan dia lagi memberikan pengertian. Supaya bisa menghilangkan kebencian diskriminasi dia."

Pembuatan poster agak besar itu dengan dua bahasa baik Inggris dan bahasa Jerman yang dibantu pula oleh teman-temannya.

Iklan telah dipasang  dua bulan di lantai stasiun kereta bawah tanah pusat kota dekat rumah nya. Selain kata-kata ajakan kerukunan dia juga mencantumkan nomor telponnya dan fotonya yang mata kiri diperban, agar si pelaku mengenalinya dan agar segera mengontak dia.

Dia bilang sudah muncul dua orang sejauh ini, tapi masih belum ada kontak dari manusia yang memukulnya tersebut. "Saya pikir dia pasti melihat iklan itu," tambahnya, "Bagi saya sama sekali tidak berpikir diskriminasi rasial. Justru saya ingin menghilangkan rasa diskriminasi dan kekerasan pada mereka sendiri, tetapi caranya dapat bervariasi jika menyangkut perasaan seseorang bukan?"

Yamauchi san, mudah-mudahan upayamu terkabulkan...

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini