Tribunnews.com, Singapura — Financial Times secara eksklusif memberitakan informasi terbaru mengenai dua penumpang mencurigakan yang menggunakan paspor ilegal menaiki pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370, yang masih raib hingga saat ini. Menurut Financial Times, tiket kedua penumpang itu difasilitasi warga Iran bernama Ali.
Informasi tersebut berdasarkan keterangan dari pemilik perusahaan perjalanan Thailand tempat tiket itu dibeli. Benjaporn Krutnait, pemilik Grand Horizon Travel di Pattaya, menjelaskan, dia diminta Ali untuk mencari tiket murah ke Eropa untuk dua lelaki itu pada 1 Maret 2014.
Semula dia memesan tiket Qatar Airways dan Etihad. Namun, tiket itu hangus karena tidak kunjung ada kabar. Akhirnya, Benjaporn memesan tiket baru Malaysian Airlines karena itu tiket termurah dengan menggunakan codeshare China Southern Airlines.
Teman Ali kemudian datang membayar dengan uang tunai. Benjaporn menyampaikan, adalah hal yang lumrah membeli tiket di Pattaya dengan seorang makelar seperti Ali yang kemudian mendapatkan komisi.
Ali tidak dapat dihubungi melalui nomor telepon Iran yang diberikan Benjaporn. Menurut Benjaporn, dia telah mengenal Ali selama tiga tahun. Selama ini, kata Benjaporn, Ali rutin memesan tiket setiap bulan. Dia pun tak percaya bila Ali terkait dengan isu terorisme.
Belakangan, kemungkinan keterlibatan aksi terorisme sebagai penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines ini mulai muncul. Kemungkinan itu mencuat setelah ditemukan penggunaan paspor palsu oleh dua penumpang pesawat.
Benjaborn berkeyakinan, Ali juga tak tahu bila dua penumpang itu menggunakan paspor palsu. "Ali tidak pernah memesan tiket dengan rute spesifik seperti dari Kuala Lumpur ke Beijing. Dia hanya meminta tiket termurah. Jadi, saya rasa kecil peluang ada rencana terorisme mengingat tidak ada rute tertentu yang ingin dibeli," ujar dia.