Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kapten kereta Shinkansen tipe E3 Komachi--dengan pakaian seragam resminya putih-putih dan topi putihnya--berdiri, hormat dan melambaikan tangan kepada semua orang yang hadir saat Sayonara, saat terakhir perjalanan kereta api tipe E3 Komachi untuk jalur Shinkansen Akita Tokyo - Sendai - Akita, Jumat (14/3/2014) pagi.
Begitulah yang terlihat saat dilakukan seremoni pelayanan terakhir kereta api peluru (shinkansen) jalur Shinkansen Akita, Jumat (14/3/2014) pagi di stasiun Shinkansen Tokyo.
Akita Shinkansen dibuka sejak tahun 1997 dengan tipe kereta E3 Komachi. Kini tipe kereta yang dianggap lama itu diganti dengan tipe E6.
Pagi ini jam 08.56 waktu Tokyo Komachi No.28 dari Tokyo dibuatkan upacara dan berangkatlah yang terakhir kali melayani jalur Tokyo-Sendai-Akita menggunakan kereta tipe Komachi E3.
Bendera dilambaikan anak-anak yang melihat kepergian kereta api tersebut sambil mengucapkan teruma kasih "Arigatou" karena telah mengabdi selama 17 tahun melayani transportasi masyarakat Tokyo Sendai dan Akita.
"Saya merasa kesepian nih setelah upacara sayonara ini, biasa saya pakai ini untuk pulang ke Akita," papar seorang wanita usia 30 tahunan membawa dua anaknya saat seremoni tersebut.
Akita Shinkansen dengan kendaraan baru mesin E6 berbasis "Super Komachi" kini menggantikan tipe E3. Memulai debut sebenarnya pada musim semi tahun lalu dan sampai kini berjalan dengan baik dan lancar, tak ada masalah apa pun.
Mulai besok dipastikan semua kereta api jalur Akita tersebut menggunakan mesin E6 "Super Komachi".
Penggunaan kereta di Jepang memang berdasarkan lama penggunaan. Jadi bukan karena sudah rusak. Tetapi lebih kepada karena sudah dianggap kuno dan model baru muncul, maka dipakailah yang baru dan dipensiunkan yang lama. Produk lama inilah yang banyak dipakai negara lain termasuk diimpor ke Indonesia.