TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR — Ucapan terakhir dari kokpit pesawat MH370 milik Malaysia Airlines yang hilang akhir pekan lalu diyakini adalah suara kopilot Fariq Abdul Hamid. Ini berdekatan waktunya dengan dimatikannya dua alat krusial di kokpit untuk mengetahui posisi dan kondisi pesawat.
Ucapan itu berbunyi, ”Baik, selamat malam.” ”Penyelidikan awal mengindikasikan kopilot yang mengucapkannya,” kata CEO Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya. Ucapan itu disampaikan pukul 01.19 waktu Malaysia, saat pesawat terbang di atas Laut China Selatan.
Sistem yang mentransmisikan informasi kunci atas kondisi pesawat atau ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) dimatikan antara pukul 01.07 dan pukul 01.37.
Adapun transponder yang merelai informasi radar atas lokasi dan ketinggian pesawat berhenti memberikan transmisi pukul 01.21 atau 14 menit setelah transmisi ACARS terhenti. Baik ACARS maupun transponder berada di kokpit.
Pesawat itu keluar dari jangkauan radar sipil Malaysia pukul 01.30. Pesawat diyakini terbang melenceng jauh dari jalur sebenarnya dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China.
Fariq menjadi fokus penyelidikan untuk mengungkap hilangnya MH370, selain pilot pesawat Zaharie Ahmad Shah. Salah satu pertanyaan kunci adalah siapa yang menerbangkan pesawat setelah kedua alat vital di pesawat terebut sengaja dimatikan.
Kepolisian Malaysia telah memeriksa rumah Fariq dan Zahari. Keluarga mereka juga diperiksa. Alat simulasi pesawat yang ada di rumah pilot pun disita dan diselidiki. Namun, belum ada titik terang sejauh ini.Pencarian dimulai
Menteri Pertahanan dan Pejabat Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein menyatakan, pencarian MH370 di dua koridor yang diduga menjadi lokasi hilangnya pesawat telah dimulai. Koridor utama membentang dari utara Thailand hingga perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan. Adapun koridor selatan membentang dari Indonesia hingga bagian selatan Samudra Hindia.
Koridor utara melintasi negara seperti China, India, Pakistan, dan Kazakhstan. Namun, keempat negara ini menyatakan tidak ada tanda-tanda bahwa MH370 melintas.
Pejabat di Indonesia pun menyatakan pesawat itu tidak melintas di wilayah udara Indonesia. Namun, Juru Bicara Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto mengatakan, pencarian masih terus dilakukan dengan fokus pencarian di perairan sebelah barat Sumatera, di Samudra Hindia.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott di depan Parlemen Australia menyatakan, ia menyetujui Australia memimpin pencarian di bagian selatan Samudra Hindia. Bagian selatan Samudra Hindia adalah salah satu wilayah terpencil di bumi dan sangat jauh dari jangkauan radar. Hal ini membuat banyak pengamat menilai, siapa pun yang mengendalikan pesawat memilih terbang ke selatan daripada ke utara yang padat oleh penerbangan dan terawasi oleh radar dari sejumlah negara.
Tiga pejabat Perancis yang terlibat pencarian pesawat Air France bernomor penerbangan AF447 dari Rio de Janeiro, Brasil, ke Paris, Perancis, yang jatuh di Samudra Atlantik tahun 2009, telah tiba di Malaysia, berbagi pengalaman untuk membantu mencari MH370.
Hishammuddin menegaskan, pencarian pesawat masih merupakan fokus utama. Dia menyatakan, tidak tertutup kemungkinan menemukan pesawat itu masih utuh. ”Melihat fakta tak ada sinyal darurat, tak ada tuntutan tebusan, dan tak ada kelompok yang bertanggung jawab, maka masih ada harapan,” katanya. (Kompas/AP/AFP/REUTERS/BBC/APA)