TRIBUNNEWS.COM - Regu pencari dari Australia melaporkan perkembangan terbaru dari lokasi di selatan Samudera Hindia yang menjadi tempat ditangkapnya citra satelit yang memperlihatkan dua serpihan yang diduga sebagai serpihan Malaysia Airlines MH370, Jumat (21/3/2014).
Andrew Dempsey, General Manager Maritime Search Agency Australia melaporkan melalui rekaman video: pencarian dilakukan dengan memfokuskan pada metode visual basis, yang akan memakan waktu lama.
Kemarin, tim sudah berangkat ke sana namun tidak menemukan apapun karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Upaya pencarian dilakukan Jumat pagi ini. Lokasi cukup jauh, sekitar empat jam terbang dari Australia. Bila pencarian dilakukan dua jam di lokasi, maka butuh waktu 10 jam pulang-pergi.
Dempsey melaporkan, kondisi cuaca diperkirakan bagus walaupun ada awan tipis.
Pesawat yang berusaha menemukan serpihan berusaha terbang rendah untuk melihat obyek yang dimaksud. Belum ada kemajuan berarti.
Sebelumnya, Australia mengumumkan, dua obyek yang terekam satelit komersial tersebut memiliki panjang sekitar 24 meter dan 5 meter. Lokasi kedua obyek berjarak sekitar 2.500 kilometer dari Perth, berada di perairan terpencil yang kerap dilanda badai.
Kompas.com melaporkan, dua pesawat P-3 Orion milik Australia dan satu unit dari Selandia Baru telah menjalani penerbangan delapan jam pergi pulang, dengan dua jam pencarian sebelum harus kembali ke darat.
Orion, pesawat buatan Lockheed Martin, pernah digunakan mencari kapal selam yang hilang, tetapi pada hari-hari ini lebih kerap dipakai sebagai pesawat patroli maritim.
Pesawat ini juga dipakai membantu penanganan dampak badai Katrina dan bencana kilang minyak BP Horizon. Sensor dari armada P-3 Orion dapat melacak benda-benda di atas maupun bawah permukaan air.
Satu pesawat pencari lain adalah P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat ini adalah modifikasi dari Boeing 737 yang dirancang untuk menjadi pesawat intai dan anti-kapal selam.
Australia juga menyertakan satu pesawat angkut Hercules C-130 untuk menjatuhkan pelampung bertanda merah bila pencarian mendapatkan titik terang.
Selain kelima pesawat tersebut, India mengirimkan pesawat patroli maritim jarak jauh P8i dengan fasilitas optik elektrik dan gelombang inframerah. Lalu, negara ini mengirimkan pula pesawat Hercules C-130J. Kedua pesawat dipakai mencari di area perairan 8.000-an kilometer dari Jakarta, Indonesia.
Kapal
Sebuah kapal dagang Norwegia yang menanggapi permintaan bantuan pada Senin (17/3/2014) menargetkan pemindaian menggunakan radar pada Kamis malam. Lalu, pada Jumat pagi mereka akan menyapu area secara visual. AMSA menginformasikan pula, saat ini satu lagi kapal dagang sedang bergerak menuju lokasi yang terekam citra satelit.
Angkatan Laut Australia juga sudah mengirimkan kapal HMAS Success, kapal terbesar yang mereka miliki dan akan cukup luas untuk menampung semua puing pesawat bila ditemukan. Kapal ini masih dalam perjalanan dari Ausralia dan masih butuh beberapa hari untuk sampai ke lokasi yang terekam satelit.
Pelampung
Pesawat Hercules yang terlibat dalam pencarian di kawasan selatan Samudra Hindia ini akan menurunkan pelampung penanda di lokasi sesuai citra satelit. Pesawat pencari kemudian akan melacak pelampung tersebut. Keberadaan pelampung ini akan sangat penting ketika cuaca dan jarak pandang menjadi halangan.(*)
MH370 Hilang: Jangan Sombong, Ternyata Banyak yang Belum Kita Tahu
MH370 Hilang: Siapapun Pembajaknya, Dia Hebat dan Berdarah Dingin
MH370: Teori Habibie dan 4 Teori Lainnya
Australia: Dua Objek Itu Belum Tentu Pesawat MH370
BJ Habibie Yakin Pesawat MH370 Meledak di Atas Ketinggian 10 Km