TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR — Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah mengumumkan bahwa pesawat Malayasia Airlines telah mengakhiri penerbangannya di Samudra Hindia. Kendati demikian, Malaysia Airlines tetap bertekad mencari pesawat yang hilang itu hingga ditemukan.
"Malaysia Airlines dengan sangat menyesal mengatakan bahwa kami harus mengasumsikan MH370 jatuh di wilayah selatan Samudra Hindia," demikian pernyataan maskapai itu kepada para keluarga korban.
"Atas nama manajemen Malaysia Airlines dan warga Malaysia, kami bersama keluarga para penumpang di masa-masa yang sangat menyedihkan itu," tambah pernyataan itu.
"Kami paham tak ada kata-kata yang bisa meringankan kesedihan dan dukacita kalian. Maka kami akan terus memberikan bantuan kepada Anda," tambah Malaysia Airlines.
Manajemen Malaysia Airlines, dalam pernyataannya, menegaskan tetap akan mencari pesawat yang hilang itu hingga ditemukan dan mencari jawaban atas pertanyaan yang selama ini mengganjal.
MH370 menghilang tiba-tiba dari radar pada 8 Maret 2014 saat melintasi Laut China Selatan dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, mengangkut 227 penumpang dan 12 awak.
Pemerintah Malaysia yakin seseorang dengan sengaja mengubah arah pesawat itu. Namun, minimnya bukti justru memicu spekulasi dan teori konspirasi yang semakin membuat keluarga penumpang tersiksa.
Pencarian berskala internasional yang dilakukan di Samudra Hindia sejak pekan lalu setelah satelit menangkap citra sebuah benda mengapung di lautan yang diduga pecahan dari pesawat naas itu.
Sejauh ini belum dipastikan apakah benda-benda yang terlihat di Samudra Hindia itu berasal dari MH370. Selain itu, belum diketahui hal yang menyebabkan pesawat itu melenceng sangat jauh dari jalur yang seharusnya.