TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penderitaan masyarakat Palestina kian mengkhawatirkan. Yang menyedihkan, ketika rakyat Palestina membutuhkan bantuan bahan makanan, akses masuk bantuan dari luar susah sekali.
"Perbatasan antara Gaza dan Mesir masih tertutup," kata Abdillah Onim, relawan Indonesia yang menetap di Gaza, Palestina dalam surat emailnya, Kamis (10/7/2014).
Kondisi ini mengakibatkan segala bantuan tidak satu pun yang masuk Gaza, terutama bantuan bahan makanan, bahkan warga Gaza yang ingin masuk Gaza dan sebaliknya pun belum diperbolehkan.
Dilaporkan, Israel telah meluncurkan ratusan bom ke Gaza yang mengakibatkan warga sipil umumnya anak-anak, wanita, serta lansia yang tak berdosa menjadi korban kekejaman Israel.
Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa menyerukan masyarakat Indonesia peduli terhadap warga Palestina. Hal ini menyusul kondisi Palestina yang luluh lantah setelah digempur secara membabi buta milter Israel sejak awal Ramadan lalu.
“Sungguh memilukan nasib masyarakat Palestina. Kita, semua masyarakat yang memiliki hati nurani harus membantu masyarakat Palestina,” kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini.
Ahmad pun menyeru lembaga-lembaga internasional agar membantu warga Palestina dan juga bertindak untuk menghentikan kekejaman tentara Israel.
Pasalnya, pembantaian dan penindasan di Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak bisa ditolerir oleh hukum internasional.
Terkait bantuan untuk warga Palestina, saat ini Dompet Dhuafa terus melakukan koordinasi dengan beberapa lembaga internasional di antaranya South East Asia Humanitarian (SEAHUM) Committe.
Palestine Welfare House serta mendorong komunitas Internasional lainnya, khususnya PBB untuk menghentikan serangan-serangan Israel. (Eko Sutriyanto)