TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Tim tanggap darurat Malaysia terbang ke Kiev, Ukraina, Sabtu (19/7/2014), terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 di bagian timur negara itu. Dalam tim itu juga terdapat dua penyelidik kecelakaan udara.
Sebuah sumber di Malaysia Airlines mengatakan tim itu terdiri dari 62 orang dan diperkirakan tiba di ibukota Ukraina itu pada Sabtu pagi waktu setempat.
Sementara itu Kementerian Transportasi Malaysia menyatakan, dua penyelidik kecelakaan udara yang ikut dalam tim itu diminta Pemerintah Ukraina untuk ambil bagian dalam penyelidikan tersebut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meminta Presiden Rusia Vladimir Putin agar membantu pihaknya masuk ke lokasi jatuhnya pesawat itu. Seperti diketahui wilayah itu kini dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Najib menekankan kepada pemimpin Rusia itu perlunya penyelidikan yang objektif dan tak terbatas terhadap kecelakaan yang menewaskan 298 orang tersebut.
"Saya juga mengatakan kepada Putin bahwa lokasi (puing pesawat) tidak dirusak sebelum tim investigasi menyelidikinya," kata Najib seperti dikutip kantor berita Malaysia, Bernama, Jumat (18/7/2014).
Pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines itu jatuh di kawasan ladang jagung di wilayah yang dikuasai kaum pemberontak pro-Rusia di Ukraina. Pesawat itu diduga menjadi korban serangan misil kaum separatis Ukraina yang didukung Rusia.