TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), Rabu (30/7/2014), memastikan, pihaknya telah memasok lagi persediaan amunisi buat Israel. Kepastian tersebut terungkap beberapa jam setelah AS mengeluarkan kecaman keras atas serangan Israel terhadap sebuah sekolah PBB di Gaza.
Militer Israel meminta tambahan amunisi guna mengisi kembali persediaannya yang berkurang pada 20 Juli, kata Pentagon. Departemen Pertahanan AS menyetujui penjualan itu tiga hari kemudian.
"Amerika Serikat punya komitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siaga," kata Juru Bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, dalam sebuah pernyataan. "Penjualan (alat-alat) pertahanan itu konsisten dengan tujuan tersebut."
Persedian Amunisi Cadangan Perang Israel (WRSA-I) diperkirakan bernilai satu miliar dollar AS.
Keputusan memberikan amunisi kepada Israel bisa menyulut kontroversi. Keputusan itu terungkap beberapa saat setelah Washington menyatakan kekhawatiran tentang kematian lebih dari 1.300 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, sejak operasi militer Israel di Gaza dimulai pada 8 Juli.
Kirby mengatakan Kepala Pentagon, Chuck Hagel, telah mengemukakan kepada Israel bahwa Amerika Serikat prihatin dengan konsekuensi mematikan dari konflik yang sedang berlangsung itu, dan menyerukan gencatan senjata serta mengakhiri permusuhan.
Dalam sebuah percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, Hagel menyatakan "keprihatinan Amerika Serikat terkait meningkatnya jumlah kematian warga sipil Palestina dan hilangnya nyawa warga Israel, serta situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza."
Hagel "menekankan perlunya gencatan senjata kemanusiaan yang mengakhir permusuhan dan mengarah ke penghentian permanen permusuhan," tambah Kirby.