TRIBUNNEWS.COM - Tim forensik dari Belanda mengatakan sampai sejauh ini mereka telah mengidentifikasi 173 korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina.
Mereka mengatakan tidak mampu menggunakan catatan gigi atau sidik jari untuk mengidentifikasi lebih 100 orang korban lainnya sehingga harus menggunakan DNA.
Semua penumpang dan awak pesawat, 298 orang, sebagian besar berasal dari Belanda, tewas karena peristiwa di Ukraina timur tanggal 17 Juli. Pertempuran di dekat tempat kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 menghambat usaha mengumpulkan jenazah korban.
Lebih 200 detektif forensik internasional bekerja selama berminggu-minggu untuk mengidentifikasi jenazah dari tempat kejadian dan diterbangkan ke Belanda.
Wim Heijnen dari Badan Forensik Belanda (NFI) mengatakan tugas mengidentifikasi korban sekarang semakin sulit, diperlukan waktu yang lebih lama, selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Heijnen mengatakan banyak sampel DNA yang dikumpulkan dari lapangan tidak berhubungan dengan para korban, kemungkinan berasal dari pekerja penyelamat.
Sebagian jenazah sangat hangus sehingga semakin sulit mendapatkan sampel yang baik.