Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Penyedia layanan bus shalawat di Makkah ternyata melakukan tindakan wanprestasi. Pasalnya, jumlah armada bus yang dioperasikan dalam rute shuttle pemondokan - Masjidil Haram belum sesuai kontrak.
Karena itu, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah, diminta segera menyurat pada pihak naqabah (semacam organda di Indonesia) dan menyampaikan teguran pada perusahaan transportasi yang tidak menjalankan kesepakatan.
Hal tersebut disampaikan Inspektorat Jenderal Kemenag RI, M Jasin, usai rapat di kantor Daker Makkah, Jumat (26/9/2014) malam. Ia mengatakan tindakan perusahaan tersebut sudah masuk ranah wanprestasi, yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.
Berdasarkan pantauan tim Irjen di lapangan, yakni tanggal 22 September, terdapat jumlah bus yang beroperasi tidak sesuai rencana. Seperti di wilayah Ma'abdah, dari rencana 8 unit terealisasi 3 unit (37,5 persen). Syisyah, dari rencana 18 unit terealisasi 4 unit (22,2 persen).
Berikutnya Bakhutmah, dari rencana 24 unit terealisasi 5 unit (20,8 persen). Raudhah, dari rencana 16 unit beroperasi 11 unit (68.8 persen), dan Utaibiyah dari rencana 9 unit terealisasi 5 unit (55,5 persen).
Pelayanan transportasi oleh perusahaan bus juga dikatakan tidak maksimal. Seperti bus kekurangan bahan bakar, sopir bus menghilang pada jam tugas, bus pecah kaca belakang, adanya fasilitas bus yang tidak sesuai rencana.
"Karena itu kami meminta agar Daker (Makkah) menegur dan mengirim surat ke naqabah, dengan menyebutkan beberapa nama perusahaan transportasi yang tidak menyediakan layanan sesuai kesepakatan. Ini tindakan wanprestasi yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," kata Jasin.