TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak Pemerintah Hongkong untuk menahan diri menghadapi para pengunjuk rasa prodemokrasi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah Kerry bertemu Menlu Tiongkok Wang Yi di Departemen Luar Negeri AS di Washington, Rabu (1/10/2014).
"Kami meyakini adanya masyarakat yang terbuka, dengan otonomi penuh, dan berdasarkan tatanan hukum ... sistem seperti ini penting bagi kemakmuran dan stabilitas Hongkong," kata Kerry. "Kami sungguh berharap Pemerintah Hongkong bisa menahan diri sepenuhnya dan menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat mereka secara damai," tegas Kerry.
Menanggapi desakan ini, Menlu Wang Yi mengatakan, negara-negara asing tidak sepantasnya terlibat dalam urusan dalam negeri Tiongkok. "Saya yakin tidak ada satu negara pun di dunia yang akan membiarkan tindakan ilegal, yang mengganggu ketertiban umum. Ini situasi di Amerika, dan prinsip yang sama juga berlaku di Hongkong," kata Wang Yi.
Para mahasiswa yang memimpin unjuk rasa di Hongkong mengancam akan menduduki gedung-gedung pemerintah jika pemimpin Hongkong, CY Leung, tidak meletakkan jabatan hingga hari Kamis (2/10/2014). Para demonstran menolak calon-calon pemimpin Hongkong pilihan pemerintah di Beijing, yang rencananya akan ditentukan melalui pemilu pada 2017.