TRIBUNNEWS.COM.BRISBANE - Polisi memastikan kematian Mayang Prasetyo alias Febri Andriansyah yang potongan tubuhnya ditemukan di sebuah apartemen di Brisbane, Australia, sebagai akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Polisi menepis kemungkinan faktor narkoba atau obat-obatan.
Menurut Detektif Tom Armitt, penyelidikan polisi untuk mengungkap motif pembunuhan yang disusul bunuh diri ini sementara fokus pada KDRT.
"Saat ini investigasi kami berkisar pada masalah kekerasan rumah tangga yang berujung pada musibah ini," jelas Detektif Armitt.
Ia mengungkapkan, kemungkinan waktu kematian Mayang adalah antara "Kamis malam hingga Jumat pagi" pekan lalu.
Detektif Armitt menepis kemungkinan faktor narkoba dan obat-obatan turut berperan dalam tragedi ini.
Sejak menemukan korban Mayang Sabtu (4/10/2014) malam pekan lalu, polisi menutup akses ke apartemen di Jalan Commercial Road tersebut. Menurut Detektif Armitt, kemungkinan besar polisi akan merampungkan penyelidikannya di apartemen itu, Rabu (10/10/2014) sore waktu setempat.
Ia menolak memberi penjelasan rinci mengenai berbagai spekulasi yang beredar luas di media, termasuk apakah polisi menemukan potongan tubuh yang sedang direbus di apartemen itu.
Detektif Armitt mengatakan, hingga Rabu hari ini polisi belum bisa mengidentifikasi korban secara formal dan polisi Australia juga belum berbicara langsung dengan pihak keluarga Mayang di Indonesia.
"Kami telah berbicara dengan pihak konsulat Indonesia serta pihak pemerintah Indonesia di Jakarta," katanya.
"Rencana pemulangan jenazah akan segera dilakukan begitu koroner mengizinkan dan begitu kami sudah bicara dengan pihak keluarga korban,' tambah Detektif Armitt lagi.
Di sisi lain, polisi juga telah mengunjungi keluarga Marcus Volke di Ballarat, sekitar dua jam dari Melbourne.
Dijelaskan, jenazah Marcus akan diserahkan ke keluarganya begitu proses identifikasi formal selesai dilakukan.(ABC/Australia)