Baca tanpa iklan
Tribunnews.com, Jenewa - World Health Organization (WHO) menyatakan, sebanyak hampir 4.500 orang meninggal akibat virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat sejak awal tahun. Berdasarkan jumlah terbaru yang dirilis WHO, Rabu (15/10/2014), per tanggal 12 Oktober 2014, sebanyak 4.493 orang telah meninggal dunia.
Sementara jumlah kasus yang terdaftar di tujuh negara menyebutkan sejumlah 8.997 orang terjangkit virus mematikan tersebut. Sedangkan berdasarkan jumlah yang dilansir petugas WHO sebelumnya pada 8 Oktober 2014, korban jiwa yang ditimbulkan Ebola sebanyak 4.033 dari 8.399 kasus yang tercatat.
WHO membagi tujuh negara tersebut menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Kelompok tersebut merupakan bangsa yang terpapar Ebola paling parah.
Sementara kelompok kedua meliputi Nigeria, Senegal, Spanyol, dan Amerika Serikat. Kelompok ini memiliki kasus terisolasi ketat atas Ebola yang rendah. Liberia menjadi negara yang warganya paling banyak terjangkit Ebola dengan 4.249 kasus, 2.458 di antaranya meninggal dunia.
Kemudian diikuti oleh Sierra Leone dengan 3.252 kasus dan 1.183 di antaranya meninggal dunia. Sementara Guinea yang terpapar wabah Ebola sejak Desember lalu memiliki 1.472 kasus dengan korban jiwa sebanyak 843. Jumlah korban di Nigeria tidak berubah, sebanyak delapan orang meninggal dari 20 kasus.
WHO menyatakan, tanggal 20 Oktober 2014 mendatang akan dijadikan hari "Bebas Ebola" jika tidak ada lagi kasus tambahan. Di Amerika Serikat terdapat dua kasus Ebola, salah satunya merupakan kasus yang fatal. Sementara Spanyol hanya memiliki satu kasus Ebola. Begitu pula di Senegal, yang hingga saat ini terdapat satu kasus Ebola. WHO menyatakan, di Republik Demokratik Kongo terdapat 71 kasus dengan 43 korban jiwa per tanggal 7 Oktober.
Petugas kesehatan pun harus membayar mahal atas pertarungan mereka melawan wabah tersebut, dengan 427 kasus di seluruh negara yang terjangkit, dan 236 korban meninggal. Jika dirinci, perawat yang meninggal akibat Ebola di Liberia sebanyak 96 jiwa, di Sierra Leone sebanyak 95 jiwa, di Guinea sebanyak 40 jiwa, dan lima perawat di Nigeria.