News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2014

Kemenag: Perbaiki Fasilitas di Arafah, Jangan Tumpang Tindih

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah haji Indonesia mendapat penanganan medis di klinik Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Arafah, saat pelaksanaan wukuf pada 3 Oktober 2014. (Tribun Kaltim/Kholish Chered)

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Selain menyoroti masalah pondokan jamaah haji di Madinah dan Mekkah, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI juga memberi catatan pada kualitas layanan bagi jemaah saat wukuf di Padang Arafah.

Saat wukuf 3 Oktober 2014 lalu, jamaah tinggal di tenda seadanya tanpa penyejuk udara. Padahal saat itu cuaca sangat ekstrem, suhu berkisar 43-45 derajat Celcius.

"Arafah juga perlu direformasi. Misalnya dengan peningkatan kualitas pelayanan, ya tenda dan isinya, karpetnya, syukur kalau ada kasur tipis, kulkas dan AC, tentu akan lebih bagus lagi," kata Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin usai rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 1435 Hijriah/2014 di Kantor Urusan Haji Indonesia, Jeddah, Minggu (19/10/2014) dini hari.

Dalam rapat itu, Irjen memaparkan sejumlah permasalahan yang terpantau di lapangan, berikut sejumlah rekomendasi yang harus dilaksanakan oleh Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag untuk pelaksanaan ibadah haji tahun depan.

Diakui Jasin, peningkatan kualitas layanan membawa konsekuensi tersendiri, yakni adanya tambahan biaya. Untuk itu upaya yang akan dilakukan adalah membuat Peraturan Menteri Agama bahwa peningkatan kualitas layanan ini tidak tumpang tindih dengan general services fee yang dibayarkan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Arab Saudi, yakni sebesar 1.029 riyal per jemaah.

General services fee ini, selain untuk biaya transportasi juga untuk sewa tenda karpet dan lokasi saat wukuf di Arafah. General services sebesar itu berlaku untuk semua negara di kawasan Asia Tenggara.

"Kita ingin walau tempat tinggal hanya sehari semalam harus bagus. Istilahnya bisa menyesuaikan dengan cuaca. Kalau cuaca ekstrem nggak ada AC, nggak ada kipas kan kasihan jamaah, dan itu harus khusyuk berdoa. Karena itu harus ada reformasi berkaitan dengan kualitas layanan di Arafah," kata dia.

Jasin menambahkan, payung hukum untuk tambahan biaya penyewaan karpet, AC, kulkas, dan dispenser diharapkan segera dibuat agar jemaah bisa nyaman berada di tenda.

"Kalau sekarang dirasakan sangat berpengaruh pada kesehatan, cuacanya keras dan tendanya banyak yang bolong, hambal lusuh, kan kasihan jamaah. Alangkah bagusnya, tempat bagus, nyaman ibadahnya, malam bisa baca Al Quran karena ada penerangan," kata dia.

Dalam pelaksanaan wukuf di Arafah, puluhan jamaah haji terutama yang berusia lanjut dan kelompok jemaah berisiko tinggi tumbang akibat cuaca ekstrem. Jamaah dilarikan ke BPHI Arafah usai khutbah wukuf dan shalat dzuhur. Jumlahnya lebih dari 80 orang. Sementara yang meninggal tercatat empat orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini