TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, Jumat (5/12/2014), membatalkan penampilan publik dalam rangka ulang tahun ke-87 karena anjuran dokter terkait kondisi kesehatannya.
Raja yang paling lama berkuasa di dunia itu dipandang rakyat Thailand sebagai sosok pemersatu bangsa dalam selama enam dekade masa pemerintahannya yang diwarnai beberapa kali kudeta militer.
Raja Bhumibol atau yang memiliki nama resmi Rama IX, menghabiskan waktu beberapa bulan belakangan ini di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengangkat empedunya pada Oktober lalu.
Sebelum pembatalan tampil di menit terakhir hari ini, Raja Bhumibol sempat dijadwalkan untuk tampil menyapa rakyatnya dalam perayaan ulang tahunnya. Para pengamat mengatakan absennya Raja Bhumibol, meski dilatarbelakangi kondisi kesehatannya,
memiliki arti yang sangat signifikan bagi Thailand.
"Dalam masa krisis politik seperti ini, banyak warga Thailand bergantung pada kebijaksanaan raja dan perkataannya akan sangat berarti," kata Pavin Chachavalpongun, pakar politik dari Universitas Kyoto, Jepang.
Absennya Raja Bhumibol ini terjadi enam bulan setelah kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan PM Yingluck Shinawtra dan di tengah penyidikan kasus korupsi yang berujung penahanan kerabat Putri Srirasmi, istri putra mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn.
Kudeta yang terjadi pada Mei lalu merupakan babak terbaru dalam konflik politik Thailand yang berkepanjangan. Konflik ini memecah Thailand antara kelompok menengah dan elite pendukung kerajaan yang disokong militer dan aparat hukum yang berseberangan dengan kelas pekerja yang loyal kepada mantan PM Thaksin Shinawatra. (AFP).