News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teknik Kejam CIA Telanjangi Informasi Pelaku Teror Dikritik

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, NEWYORK - Senat bidang Intelijen Amerika Serikat (AS), Selasa (9/12/2014), waktu setempat, mengumumkan ke publik tentang cara-cara sadis interogasi CIA kepada tersangka teroris.

Dalam sekejap, badan intelijen AS itu mendapat kecaman luas dari dunia, termasuk dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), karena menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi.

Dikutip dari Guardian, Rabu (10/12/2014), teknik interogasi yang dipakai CIA untuk 'menelanjangi' informasi dari tersangka teroris di antaranya waterboarding, rectal rehydration, sleep deprivation.

Waterboading, adalah teknik interogasi yang digunakan dengan cara menuangkan air dalam jumlah banyak ke wajah terperiksa. Lazimnya, praktik interogasi itu dimulai dengan mengikat terperiksa di atas sebuah papan, dengan secarik kain menutupi wajah, lalu intererogator menuangkan air ke wajah terperiksa, dengan melontarkan sejumlah pertanyaan.

Teknik itu akan menyebabkan terperiksa sulit bernafas, rasa sakit yang hebat, kerusakan paru-paru, kerusakan otak dari kekurangan oksigen. Luka fisik lainnya termasuk patah tulang yang disebabkan oleh refleks tubuh yang berjuang untuk bebas dari tekanan fisik tersebut.

Sementara efek psikologis dari teknik itu, disebut-sebut tak akan hilang hingga bertahun-tahun.

Untuk teknik rectal rehydration, atau rehidrasi rektal seperti dikutip dari Motherboard.vice.com, pada dasarnya adalah sebuah tindakan menanamkan cairan dalam jumlah besar ke dalam rektum 'pasien'.

Awalnya teknik itu digunakan untuk pengobatan ketika ditemukan oleh ahli bedah Amerika bernama John Benjamin Murphy. Saat itu ia menggunakan teknik rehidrasi rektal untuk memberikan obat dan untuk menjaga pasien terhidrasi ketika mereka kehilangan fungsi mulut mereka.

Bagi CIA, teknik itu dipakai agar para tahanan tetap hidup. Teknik rehidrasi rectal pada dasarnya adalah dengan menyintikan air, mineral, vitamin, garam, glukosa  dan garam ke rektum mereka. Teknik ini biasanya digunakan saat para tahanan melakukan aksi mogok makan.

Risiko dari penerapan teknik itu kepada 'pasien' adalah, kerusakan pada rektum, dan kolon.

Sleep deprivation, adalah teknik interogasi yang dipakai CIA dengan menempatkan para tahanan tetap terjaga selama 180 jam dalam posisi berdiri, atau dengan kondisi mendapatkan tekanan fisik, seperti tangan diborgol ke atas.

Dilaporkan setidaknya lima tahanan CIA yang mengalami halusinasi ketika menjalani siksaan tersebut.

Seluruh teknik tersebut, lazim digunakan ketika para tahanan, menjalani interogasi di sebuah bangunan khusus yang disebut oleh CIA sebagai Cobalt.

CIA memulai proyek pembangunan pusat tahanan khusus teroris dengan nama kode Penahanan Situs Cobalt, pada April 2002. Meskipun lokasinya tidak diketahui, disebut-sebut berada di Afghanistan.

Cobalt digunakan sebagai penjara, yang di dalamnya terdapat 20 sel. Ruangan sel didesain khusus tanpa jendela ataupun celah, agar tidak ada seberkas cahayapun dapat masuk ke dalamnya.

Para penghuninya dipatri ke tembok sel menggunakan borgol dengan tangan ke atas, ditemani musik keras, dan sebuah ember, yang diperuntukan untuknya membuang kotoran. Mereka tidak diperkenankan mengenakan sehelaipun pakaian. Theguardian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini