TRIBUNNEWS.COM, MESIR - Tak peduli tuduhan orang selama ini kepadanya sebagai kroni mantan Presiden Husni Mubarak, pengusaha baja Ahmed Ezz tetap bertarung dalam pemilihan parlemen Mesir yang akan berlangsung pada Maret dan April 2015.
"Meskipun semua orang memperingatkan saya, saya akan tetap berbagi dengan rakyat Mesir, pembangunan yang mereka impikan selama ini," ujar Ezz yang kini berusia 56 tahun itu. Ia pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat Nasional (NDP) Mesir pimpinan Husni Mubarak.
Bayang-bayang pemerintahan korup Mubarak telah mengantar Ezz ke balik jeruji besi atas tuduhan korupsi pada 25 Januari 2011. Pemilik Ezz Steel, sebuah perusahaan manufaktur baja terbesar di Mesir, itu dipenjara beberapa hari setelah Mubarak ambruk.
Pengadilan menjatuhkan hukuman 37 tahun pidana penjara kepada Ezz pada Maret 2013, namun dia mengajukan banding. Vonisnya kemudian turun dan dia bebas setelah membayar 13 juta dolar Amerika. Ia pernah dituduh telah menggelapkan lebih dari enam miliar poundsterling Mesir.
Ezz selama ini dikenal dengan platform ekonominya. Ia sangat mengkhususkan pada pembangunan dan manufaktur. "Undang-undang ekonomi yang kuat dapat membuat bangsa ini maju dengan percaya diri," begitu katanya.
Publik meyakini sebagai tokoh terkemuka di bawah rezim Mubarak, Ezz telah merekayasa kecurangan selama pemilihan parlemen 2010, mengamankan suara mayoritas massa mengambang untuk kemenangan Partai Demokrat Nasional Mesir (NDP) di parlemen. (Al Arabiya)