TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia mengungkapkan bahwa pemerintah Taiwan sudah meminta maaf kepada Indonesia atas lambannya penanganan hilangnya 21 WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) penangkap ikan di Taiwan.
Ke-21 orang tersebut hilang kontak ketika sedang berlayar dari Atlantik Selatan menuju Taiwan.
"Ibu Menlu (Retno Marsudi) menyampaikan kekecawaannya dan mereka (otoritas Taiwan) meminta maaf. Mereka menyampaikan komitmen untuk SAR selama dua bulan," kata Direktur PWNI-BHI Kemenlu Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal di kantornya, Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Iqbal menjelaskan pemerintah Taiwan telah memerintahkan perwakilannya di Argentina dan semua kapal Taiwan. untuk mencari. Argentina sendiri sudah mengerahkan kapal dengan personal 400 orang. Adapun Amerika juga membantu dengan teknologi satelit.
"Barusan kami rapat dengan agen (ABK), mereka membuat pernyataan tertulis untuk memenuhi hak-hak para WNI," ujarnya.
Menurut Iqbal bahwa pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan terburuk kepada 21 WNI tersebut. Hari ini, kata Iqbal, BNP2TKI dan kepolisian juga sudah menemui pihak keluarga ABK.
"Yang kami sudah dapat, agentnya itu 20 orang yang sudah confirm. Paling banyak dari Jawa, agennya 6, harusnya 7. Jadi tinggal 1 agent lagi," ujarnya.