News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Kelompok ISIS

Pentolan ISIS Asal Tunisia Tewas Tertembak Tentara Libya

Penulis: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmed Rouissi merupakan pentolan ISIS di Libya. Warga asal Tunisia ini tewas ditembak tentara Libya.

TRIBUNNEWS.COM, TUNISIA - Seorang komandan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di Libya tewas dalam sebuah pertempuran dengan tentara Libya di dekat kota Sirte, demikian ungkap sumber keamanan Tunisia.

Kematian Ahmed Rouissi asal Tunisia mengonfirmasi semakin pentingnya pejuang asing dalam konflik di Libya, yang saat ini memiliki dua pemerintahan yang sedang bersaing untuk menjadi penguasa tunggal.

Pemerintahan Barat dan negara tentangga Libya di Afrika Utara semakin khawatir terhadap militan Islam, khususnya para sekutu ISIS, karena terus memperluas pengaruh mereka di negara yang sedang kacau.

"Menurut informasi yang kami miliki, kami dapat mengatakan Rouissi telah tewas dalam pertempuran di Sirte baru-baru ini," kata seorang sumber keamanan Tunisia.

Libya kacau karena dua pemerintahan saling bersaing - satu diakui secara internasional, dan lainnya mendirikan pemerintahan di Tripoli setelah pasukan bersenjata mengambil alih ibukota. Dualisme kepemimpinan di Libya muncul setelah perang saudara berhasil menggulingkan kekuasaan Muammar Qaddafi.

Dalam kekacauan ini, militan sekutu ISIS mengklaim telah melakukan serangkaian serangan terhadap orang asing, termasuk serangan terhadap sebuah hotel mewah di Tripoli, penyerbuan ladang minyak dan penculikan pekerja minyak.

Rouissi selama ini dikenal sebagai pentolan Ansar al-Sharia Tunisia, sebuah kelompok ekstrimis Tunisia yang dicap teroris oleh Washington, Amerika Serikat.

Para pejabat Tunisia meyakini dia sebagai dalang dalam pembunuhan dua pemimpin oposisi Tunisia pada 2013 lalu sehingga menjerumuskan negara itu ke dalam krisis.

Ia kemudian bergabung dengan ISIS di Libya dan telah menjalankan pelatihan dan perekrutan dengan pejuang asing lainnya di sana, menurut sumber keamanan Tunisia.

Tunisia merupakan kontingen pejuang asing terbesar yang mendukung ISIS di Suriah dan Irak, tapi baru-baru ini mereka telah dikirim untuk ambil bagian dalam konflik di Libya. (Al Arabiya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini