TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika berpikir mengenai wanita berpengaruh di dunia, ada banyak nama yang bermunculan.
Inilah 10 wanita berpengaruh tahun 2015 versi Majalah TIME:
Chai Jing
Film dokumenter Under the Dome dari jurnalis dan pegiat lingkungan Tiongkok ini, menumbuhkan banyak perhatian mengenai masalah polusi yang parah di Tiongkok. Film tersebut dilihat lebih dari 200 juta kali sebelum sensor pemerintah berusaha untuk menekannya. Popularitas dan reaksi masyarakat terhadap film dokumenter ini disandingkan dengan karya Rachel Carson pada tahun 1962 berjudul Silent Spring. Para pegiat lingkungan berharap film tersebut dapat menyenggol pemerintah Tiongkok untuk membuat kebijakan yang lebih ramah lingkungan.
Jennifer Doudna dan Emmanuelle Charpentier
Dua ahli genetika ini mengembangkan teknik ‘mengubah gen’ yang dapat melawan beberapa penyakit. Terinspirasi dari cara bakteri mengalahkan virus, Doudna dan Charpentier menciptakan teknik CRISPR-Cas9. Teknik tersebut membuat para peneliti bisa menghapus materi genetik untuk melawan penyakit seperti HIV, anemia, dan bahkan sel penyebab kanker. Bukan hanya bisa menyembuhkan satu penyakit, tapi ini merupakan penemuan besar yang dapat membantu pata peneliti menyembuhkan ratusan penyakit yang berbeda.
Obiageli Ezekwesili
Sebelum menjadi pemimpin kampanye #BringBackOurGirls, Ezekwesili sudah banyak menyuarakan pendapatnya terhadap politik Nigeria. Dikenal sebagai ‘Aunty Oby’ oleh para generasi muda Nigeria, ia mendirikan grup anti korupsi bernama Transparency International. Ezekwesili juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nigeria di tahun 2006 dan Wakil Presiden World Bank Africa dari 2007-2012. Setelah grup militan Boko Haram menculik lebih dari 200 perempuan dari sekolah Chibok, Ezekwesili membuat kampanye global menuntut agar mereka dikembalikan.
Aura Elena Farfan
Sejak abangnya diculik oleh militer Guatemala di tahun 1984, Farfan mendedikasikan hidupnya untuk mendapat jawaban bagi ribuan keluarga yang juga kehilangan anggotanya akibat perang saudara itu. Ia mendirikan FAMDEGUA, sebuah lembaga yang membantu keluarga korban mendapatkan keadilan. Akibat perjuangan Farfan itu, tentara yang melakukan kekejaman dan pembunuhan masal di Dos Erres pada tahun 1982 sekarang menjalani hukuman penjara.
Rula Ghani
Rula Gani merupakan orang Lebanon yang beragama Kristen, lulusan Columbia, berkewarganegaraan Amerika dan First Lady di Afghanistan. Istri dari presiden Afghanistan, Ashraf Gani, ini sedang mencari cara untuk membuka lembaran baru bagi negaranya yang dianggap tempat paling kasar untuk perempuan. Dia adalah satu-satunya istri calon presiden yang muncul saat kampanye dan Ghani sangat peduli terhadap kesejahteraan wanita di Afghan. “Saya ingin memberikan mereka semangat untuk melakukan sesuatu yang dapat memperbaiki kehidupan mereka,” ujar Ghani kepada BBC tahun lalu.
Mellody Hobson
Sebagai presiden dari Ariel Investment, Hobson merupakan wanita Afrika-Amerika yang berada di puncak sektor finansial. Dan jika jabatan tinggi itu tidak cukup, Hobson masih punya banyak hal yang bisa dibanggakan melalui resume-nya: ia merupakan ketua Dreamworks Animation dan menjadi dewan direksi di Estee Lauder Companies Inc, Starbucks, dan Groupon.
Chanda Kochhar
Kochhar merupakan direktur utama dan CEO dari ICICI, bank terbesar di India (dan terbesar kedua di seluruh dunia). Pada tahun 2014, Kochhar mengontrol aset sebesar 125 milyar dolar dan mendapat keuntungan 18%. Menurut laporan Forbes, Kochhar juga dipuji karena berhasil membantu bank untuk bangkit kembali setelah mengalami krisis di tahun 2008. Kochhar berencana memperluas mobile banking untuk masyarakat India yang berada di pedesaan.
Joanne Liu
Sebagai presiden internasional dari Médecins Sans Frontières (MSF, atau Doctors Without Borders), Liu memimpin dunia melawan wabah Ebola tahun lalu. Lahir di Kanada, Liu telah melaksanakan lebih dari 20 misi di 4 benua sejak bergabung dengan MSF pada tahun 1996. Dia dipromosikan menjadi Presiden Internasional MSF pada tahun 2013, tepat sebelum wabah Ebola muncul. Kecepatan dan keefektifannya membantu menangani virus mematikan itu. Liu dan tim-nya melakukan hal yang benar karena bisa mencegah penyebaran Ebola.
Kira Orange-Jones
Sebagai Direktur Eksekutif Teach for America di New Orleans, Orange-Jones membantu membangun kembali sistem pendidikan anak di kota itu selama 10 tahun setelah semuanya hancur akibat badai Katrina. Di bawah kepemimpinannya, perbedaan antara sekolah negeri dan sewaan tidak terlihat, jumlah kelulusan siswa meningkat sebanyak 50-75%.
Pardis Sabeti
Pardis memimpin tim para ahli gen dari Harvard dan MIT yang melakukan pengurutan DNA terkait virus Ebola. Penelitian tersebut membuktikan bahwa penularan Ebola ternyata melalui manusia ke manusia, bukan melalui hewan. Info krusial ini membantu para dokter dan komunitas untuk mencegah penularan virus. “Apa yang harus dilakukan adalah mengurangi kontak dengan mereka yang terkena virus karena Ebola tidak ditularkan melalui kontak dengan hewan,” terang Pardis saat dia dinobatkan menjadi People of The Year tahun 2014 oleh Majalah TIME.
Itulah 10 wanita berpengaruh tahun 2015 versi Majalah TIME. Apakah Anda setuju dengan nama-nama tersebut? Atau Anda memiliki kandidat lain?