TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang pendaki Gunung Everest asal Indonesia yang tergabung dalam Taruna Hiking Club (THC) hingga kini belum diketahui rimbanya menyusul bencana gempa bumi 7,9 skala richter di Nepal.
Ketiga pendaki asal Indonesia tersebut diketahui bernama Jeroen Hehuwat, Kadek Andana dan Alma Parahita. Semuanya berasal dari Bandung, Jawa Barat dan tergabung di Taruna Hiking Club (THC).
Salah satu orangtua pendaki Dewi Parliana mengatakan ketiganya berangkat ke Nepal pada Minggu(19/4/2015) melalui Kuala Lumpur.
Pendakian dilakukan karena ketiganya lolos seleksi Taruna Hiking Club (THC) dan berhak mendaki Gunung Everest di Nepal.
"Tanggal 19 pagi mereka berangkat ke Nepal lewat Kuala Lumpur," ujar Dewi saat berbincang dengan Tribunnews, Minggu(26/4/2015).
Dewi mengatakan dirinya terakhir berkomunikasi dengan Alma pada Kamis(23/4/2015) pagi, saat itu Alma mengabarkan bahwa ia sedang berada di Lama Hotel, Langtang, Nepal.
"Kamis kontak terakhir pagi, mengabarkan siap-siap akan naik," ujarnya.
Ketika Dewi mengetahui ada gempa 7,9 skala richter di Nepal pada Sabtu(25/4/2015) ia mencoba menghubungi sang anak, Alma Parahita namun tidak ada jawaban.
"Sabtu itu sudah naik, dikontak sudah tidak bisa, mungkin tidak ada sinyal. Tapi tahu ada gempa di Nepal dari media," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri mencatat terdapat sekitar 34 WNI berada di Nepal pada saat terjadinya gempa berskala 7,9 skala richter, yang menewaskan hampir 2.000 orang. Dari siaran pers yang diterima Minggu (26/4/2015). WNI tersebut terdiri dari mereka yang memang menetap di Nepal sebanyak 18 orang dan yang sedang melakukan kunjungan sebanyak 16 orang, termasuk adalah WNI yang sedang melakukan pendakian Gunung Everest.
Menurut Kemenlu, sejauh ini 17 WNI diketahui dalam kondisi selamat, sementara sisanya masih akan terus dilakukan upaya pencarian. Terkait dengan hal ini, Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Nepal.