TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA.- Kementerian Dalam Negeri Kuwait mengatakan Fahd Suleiman Abdulmohsen al-Qaba'a bertanggung jawab atas serangan hari Jumat di tengah bulan suci Ramadan di masjid itu.
Pihak berwenang mengatakan dia naik pesawat dan masuk ke Kuwait pada waktu fajar hari Jumat, hanya beberapa jam sebelum meledakkan bom itu. Kuwait mengatakan telah menahan supir kendaraan yang membawanya ke masjid itu, pemilik rumah dimana supir itu tinggal dan lima orang lain yang terkait dengan serangan tersebut.
Insiden di Kuwait itu adalah satu dari tiga serangan teroris yang terjadi hari Jumat di tiga benua.
Tunisia mengerahkan 1,000 polisi tambahan di lokasi-lokasi pariwisata dan pantai-pantai di negara Afrika Utara itu sementara ratusan turis asing meninggalkan tempat itu menyusul sebuah serangan teroris di sebuah resor wisata pinggir pantai.
Perdana Menteri Tunisia Habib Essid memerintahkan agar tentara cadangan ditempatkan di hotel-hotel dan tempat-tempat pariwisata lain, dan mengatakan bahwa sekitar 80 masjid yang diketahui sering memberikan ceramah radikal akan ditutup.
Sedikitnya 38 orang tewas dan puluhan lainnya terluka Jumat ketika seorang militan muda Tunisia yang menyamar sebagai turis melepaskan menghamburkan tembakan di sebuah pantai tertutup dan beberapa fasilitas lain di Hotel Imperial Marhaba yang berbintang lima di Sousse. Pantai itu hari Jumat ramai dengan turis Eropa dan regional, namun sejak itu sepi dan diblokir dengan garis polisi.
Kementerian Kesehatan Tunisia hari Sabtu mengatakan telah mengidentifikasi jenazah 17 orang dari Inggris, Jerman, Irlandia, Belgia dan Portugal, sambil sementara masih berupaya mengidentifikasi korban-korban lain yang ditembak mati ketika sedang berada di pantai sambil mengenakan pakaian renang.
Di Prancis selatan, seorang laki-laki menyerang sebuah pembangkit kimia milik AS, memenggal satu orang yaitu bosnya, dan mencorat- coret tubuhnya dengan tulisan Arab sambil berupaya meledakkan fasilitas itu. Seorang tersangka telah ditahan dan pihak berwenang mengatakan dia telah mengaku melakukan pembunuhan itu.
Dalam pernyataan hari Jumat, Gedung Putih menggambarkan serangan itu sebagai perbuatan keji. Para pemimpin dunia lainnya, termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon dan beberapa kepala negara Eropa, juga mengutuk mengecam serangan itu.
Dalam pernyataan lewat Twitter, ekstremis ISIS mengklaim sebagai dalang melakukan pembantaian di Tunisia itu, mengidentifikasi pelakunya sebagai Abu Yahya al-Qayrawani. Kelompok Sunni itu juga mengklaim bertanggung jawab atas pemboman di masjid Kuwait itu.
Para pejabat AS mengatakan masih belum jelas apakah ketiga serangan itu dikoordinasi oleh ISIS yang berbasis di Suriah dan Irak.(VOA)