TRIBUNNEWS.COM - Sebuah penelitian yang terbit di jurnal Science mengatakan bahwa sekelompok ahli astronomi baru saja menemukan sebuah lubang hitam supermasif, yang besarnya mempengaruhi ukuran galaksinya.
Lubang hitam yang dinamakan CID-947 itu besarnya digambarkan sekitar seukuran tujuh miliar matahari.
Saking besarnya, dikatakan lubang hitam tersebut telah mengambil sepersepuluh massa galaksinya dan terus diambil secara signifikan.
Objek luar angkasa ini ditemukan menggunakan Chandra X-ray Observatory milik NASA, W.M. Keck Observatory Hawaii, dan pesawat luar angkasa XMM-Newton milik agen luar angkasa Eropa.
Penemuan ini mengejutkan para ahli astronomi, sebab massa lubang hitam raksasa ini miliaran kali massa matahari. Sedangkan, lubang hitam umumnya terhitung bermassa jutaan kali massa matahari.
Menurut tim investigasi studi ini, lubang hitam tersebut sekiranya terbentuk nyaris 12 miliar tahun lalu, atau dua tahun setelah peristiwa Big Bang terjadi.
Penemuan ini kemudian mengakibatkan ahli semakin mendapat bukti bahwa lubang hitam akhir-akhir ini memang cepat sekali bertambah ukuran, sehingga massa galaksi yang sesungguhnya kini dipertanyakan.
"Kami ini menemukan lubang hitam yang sangat besar, tapi berlokasi di dalam galaksi berukuran normal," kata Benny Trakhtenbrot, fisikawan astronomi dari Swiss Federal Institute.
Atas penemuan ini, Trakhtenbrot dan tim berharap mereka dapat menemukan lubang hitam sejenis lainnya untuk dapat dipelajari lebih dalam, demi mendapatkan data yang lebih banyak dan lengkap.
"Proyek penelitian yang kami lakukan ini awalnya hanya untuk mengobservasi objek (lubang hitam) yang umum ada, bukan yang luar biasa seperti ini. Sungguh mengejutkan," tutur satu peneliti C. Megan Urry, dari Yale University.