TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Setelah India, Pakistan, dan Inggris, kini giliran masyarakat Iran yang mengalami panas tinggi. Jumat (31/7/2015) lalu saja tercatat panasnya mencapai 73 derajat Celsius.
Dikatakan gelombang panas paling parah dirasakan di kota Bandar Mahshahr, provinsi Khuzestan.
Angka pengukuran itu didapat setelah mengukur indeks panas, atau panas yang dirasakan ketika mengombinasikan suhu air dan kelembabannya.
Hasil pengukuran itu mengejutkan, sebab, jika diukur tanpa melihat kelembabannya, suhu aslinya hanya mencapai 46 derajat Celsius.
Menurut ahli meteorologi AccuWeather, Anthony Sagliani, panas tinggi yang dirasakan di Banda Mahshahr sebenarnya diakibatkan oleh keberadaan Teluk Persia yang tak jauh dari sana.
"Panas tinggi yang berkombinasi dengan kelembaban tinggi akan menghasilkan suhu yang luar biasa," ucapnya.
Fenomena panas tinggi di wilayah Timur Tengah ini tak hanya menyerang Iran, namun juga Irak, yang pemerintahnya bahkan berinisiatif untuk menetapkan libur nasional selama empat hari.(Mashable/CBC News)