TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Singapura merayakan hari ulang tahun yang ke-50 atau ulang tahun emas, digelar secara gegap gempita, Minggu (09/08).
Perayaan tersebut dipusatkan di lapangan terbuka yang sering disebut Padang. Negeri Singa menampilkan sejumlah pertunjukan mulai dari parade kekuatan militer, pelantunan lagu-lagu nasionalis, dan pertunjukan hiburan.
Acara diakhiri klimaks dengan pesta kembang api yang semarak menghiasi langit negeri kota itu mulai dari jantung bisnis di kawasan Raffles Place hingga daerah wisata Marina Bay.
Parade Militer Singapura Lautan merah yang berjumlahkan puluhan ribu orang termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong beserta menteri kabinet dan anggota parlemen berjubel memenuhi tempat acara untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Tidak ketinggalan, tiga orang Ong Pang Boon, Jek Yeun Thong dan Othman Wok menjadi tamu kehormatan perayaan ini. Ketiga mantan politisi ini merupakan penandatangan dokumen kemerdekaan Singapura yang masih hidup.
Sebanyak 18 tamu negara asing termasuk Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Pangeran Andrew dari Inggris ikut menyaksikan parade Hari Nasional ini.
Adapun yang mengundang decak kagum penonton adalah atraksi Angkatan Udara Singapura yang terdiri dari 20 pesawat tempur F-16 membentuk formasi angka 50 di angkasa. Melintasnya parade pesawat ini selalu mengundang tepuk tangan warga yang buru-buru mengabadikan foto.
Singapura “diceraikan” Malaysia tepatnya 50 tahun lalu, Singapura ketika itu menghadapi masa depan yang tidak pasti. Sebagai sebuah negara kecil dengan keterbatasan sumber daya alam, banyak yang meragukan apakah Singapura dapat bertahan. Namun, kini Singapura mematahkan perkiraan banyak kalangan, Negeri Merlion secara spektakuler menjelma menjadi salah satu negara paling maju di dunia.
Di bawah kepemimpinan Bapak Bangsa mendiang Lee Kuan Yew, Singapura menjadi kekuatan ekonomi dunia yang diperhitungkan. Ditambah dengan keamanan dan stabilitasnya, investorpun tidak ragu menanamkan bisnisnya.
Hubungan Indonesia dan Singapura sendiri terjaga harmonis dalam beberapa dekade terakhir. Singapura merupakan salah satu mitra bisnis krusial Indonesia. Presiden Joko Widodo berkunjung akhir bulan lalu untuk melobi pebisnis Singapura berinvestasi.
Di sektor pendidikan ada ribuan pelajar Indonesia yang menimba ilmu di sekolah dan universitas terkemuka Singapura. Jangan lupa, 31.680 tenaga kerja Indonesia yang menjadi pahlawan devisa dengan berjerih payah keringat di negeri jiran.
Dengan mengambil kebijakan tanpa pandang bulu dalam memerangi korupsi hingga ke akarnya, Singapura konsisten selalu dinobatkan sebagai negara "terbersih" di dunia. Sistem meritokrasi menjadi kunci utama suksesnya Singapura di mana setiap warga dari latar belakang apapun memiliki kesempatan mencapai puncak karier sepanjang dapat menunjukan kompetensi yang memadai. Kisah sukses dari negara kelas tiga menjadi negara dunia pertama menuai pujian dunia.(Kontributor Singapura, Ericssen)