News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Festival Tari Awa di Tokushima Jepang Sambut Perayaan Obon

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tari Awa Jepang di Perfektur Tokushima.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak Rabu (12/8/2015) hingga 15 Agustus setiap tahun dilakukan festival Tari Awa di Perfektur Tokushima, dulu bernama Perfektur Awa, menyambut perayaan Obon (peringatan bagi arwah leluhur dengan nyekar ke makam-makam keluarga). Kali ini di enam tempat di Tokushima.

Sedikitnya 900 kelompok kali ini berpartisipasi, atau 70.000 penari dan pengunjung atau wisatawan diperkirakan mencapai 1,2 juta orang akan menghadiri perayaan ini yang penuh dengan baju warna-warni sambil beberapa penari membawa kipas.

Satu kelompok penari bisa terdiri dari lusinan penari. Tari Awa adalah sejenis Bon Odori (tarian musim panas). Penari wanita menari dengan posisi tubuh tegak dan tangan yang digerak-gerakkan di atas kepala. Pria menari dengan pinggul direndahkan, serta gerakan tangan dan kaki yang dinamis.

Musik pengiring menggunakan alat musik yang terdiri dari shamisen, perkusi (taiko dan tsuzumi), genta (kane), dan flute (yokobue). Lagu yang dimainkan adalah lagu populer dari zaman Edo yang berjudul "Yoshikono". Liriknya berupa ajakan kepada penonton untuk turut menari, "Erai yatcha, erai yatcha, yoi yoi yoi yoi, odoru aho ni miru aho, onaji aho nara odorana son son." Lagu "Yoshikono" hanya digunakan untuk mengiringi kelompok Tari Awa yang terkenal, sedangkan kelompok Tari Awa yang lain menari dengan diiringi seruan "Yatto sa Yatto saa".

Selain dipertunjukkan di Perfektur Tokushima, kelompok Tari Awa asal Tokushima sering berkeliling di kota-kota besar di Jepang (khususnya di wilayah Kanto). Di distrik Suginami-ku, Tokyo, Tari Awa diselenggarakan Kuil Kōenji bersama pusat perbelanjaan di dekatnya.

Asal-usul
Festival Tari Awa sudah diselenggarakan sejak 400 tahun yang lalu, dan merupakan salah satu dari 3 matsuri (festival) terbesar di Shikoku. Tari Awa sering dikatakan berasal dari gerakan tari disertai pengucapan doa agama Buddha.
Penjelasan lain mengatakan bahwa penguasa Istana Tokushima yang bernama Hachisuka Iemasa memerintahkan penduduk Tokushima untuk menari beramai-ramai setelah istana selesai dibangun. Menurut cerita yang lain, Tari Awa mulai ditarikan orang sejak Tokushima dijadikan wilayah administrasi (han) tersendiri.

Kelompok Tari
Di Perfektur Tokushima terdapat lebih dari 1.000 kelompok Tari Awa (ren), dan sekitar 350 kelompok di antaranya dimiliki perusahaan atau pengusaha. Kelompok tari yang sudah mapan biasanya menjadi anggota Asosiasi Promosi Tari Awa (Awa Odori Shinko Kyokai) atau Asosiasi Tari Awa Perfektur Tokushima (Tokushima-ken Awa Odori Kyokai).

Selain itu, di Tokushima terdapat banyak kelompok kecil yang beranggotakan orang yang memang berminat menari, klub ekstrakurikuler mahasiswa, atau grup tari yang disponsori perusahaan atau pusat perbelanjaan. Pada tahun 2006, festival Tari Awa di Kota Tokushima diikuti oleh 960 kelompok tari. Ditambah dengan penonton yang ikut menari, orang yang menari di jalan-jalan Kota Tokushima diperkirakan berjumlah di atas 100 ribu orang.

Seragam Tari
Penari wanita mengenakan yukata dan topi anyaman (amigasa) yang hampir menutupi wajah bagian atas. Alas kaki yang digunakan adalah sandal dari kayu yang disebut geta. Pada gerakan tari untuk wanita, kaki dan tangan digerakkan secara anggun.
   
Berlainan dengan yukata yang dikenakan sehari-hari, penari Awa mengenakan yukata berikut pakaian dalam (juban), rok dalam (susoyoke), dan penutup lengan yang disebut tekko.

Tari yang dibawakan penari pria yang mengenakan setelan happi (hanten) dengan celana pendek disebut Hanten Odori (Tari Hanten). Pria bisa juga mengenakan yukata dengan kain yukata di bagian kaki diangkat ke bagian pinggang, sehingga celana pendek yang dikenakan terlihat. Bila mengenakan yukata, maka tarian tersebut disebut Yukata Odori (Tari Yukata).
   
Anak perempuan sering memakai kostum penari laki-laki, dan menarikan gerakan Tari Awa untuk pria. Sebaliknya, pria tidak menarikan gerakan Tari Awa untuk wanita.
 
Pada gerakan tari untuk pria, tangan dan kaki bergerak dengan bebas dan dinamis. Penari pria sering menggunakan uchiwa (kipas bundar) dan tenugui (sapu tangan panjang) sebagai perlengkapan menari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini