TRIBUNNEWS.COM - Para pengungsi dari Suriah bisa dibawa ke sebuah kepulauan terpencil, tempat jumlah beruang kutub masih lebih banyak dari manusia. Demikian saran sejumlah politisi Norwegia.
Harian The Independent melaporkan, Partai Hijau Norwegia menyarankan bahwa Svalbard, sekelompok pulau di Samudra Arktik yang berada di bawah kedaulatan Norwegia, mungkin dapat menampung beberapa dari jutaan orang yang mengungsi akibat konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Espen Klungseth Rotevatn, pemimpin Partai Hijau cabang Svalbard, dilaporkan telah mengatakan kepada harian Norwegia, Vart Land, pada Jumat lalu, bahwa selain membantu orang yang membutuhkan, penciptaan sebuah pusat penerimaan pengungsi akan memiliki dampak positif karena menciptakan lapangan kerja di wilayah itu.
"Sebuah pusat penerimaan tentu akan menciptakan lapangan kerja, tetapi itu merupakan efek samping positif dari sesuatu yang jauh lebih penting ketimbang pertambangan batubara. Itu bukan perhatian utama kami," kata Rotevatn.
Svalbard merupakan titik paling utara di dunia yang memiliki permukiman sipil permanen. Svalbard memiliki populasi beruang kutup sekitar 3.000 ekor, sementara jumlah penduduknya hanya 2.600 orang.
Partai itu telah bertanya kepada Gubernur Svalbard untuk mengetahui apakah rencana tersebut bisa menjadi sesuatu yang legal. Svalbard tidak menjadi bagian dari perjanjian Schengen, yang memungkinkan orang bergerak bebas di dalam negara anggota Uni Eropa.
Partai Rakyat Norwegia, yang menentang imigrasi, sebelumnya menyarankan untuk mengirim 10.000 pengungsi Suriah ke Svalbard. Namun, partai tersebut kemudian mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak serius tentang hal itu.(The Huffington Post)