TRIBUNNEWS.COM, BREGANA - Setelah sempat menyambut banyak pengungsi, akhirnya Kroasia menyatakan bahwa negara itu sudah tak sanggup lagi menampung lebih banyak.
Ini semakin mempersulit pengungsi, apalagi Hungaria semakin tegas dalam menghalangi aliran masuk imigran.
Menurut The Washington Post, banyaknya hambatan di perbatasan memaksa pengungsi agar lebih cerdik dalam memilih rute ke negara-negara tujuan mereka di Eropa Barat, seperti Jerman dan Swedia.
Namun, hal itu pada akhirnya malah kerap membuat mereka memilih jalur ilegal, seperti melalui hutan, padang rumput, atau sungai, demi menghindari kejaran polisi Hungaria atau gerbang perbatasan Kroasia yang ditutup.
Dipasangnya kawat berduri dan banyaknya kekerasan yang terjadi di sekitar perbatasan Hungaria membuat sebagian imigran terpaksa mengakali hambatan dan menghindari Hungaria, yaitu mengambil rute memutar melalui Kroasia.
Namun, pemerintah Kroasia juga mulai menghalangi arus masuk imigran dan menutup beberapa jalur perbatasannya. Padahal, melalui Kroasia, imigran bisa berjalan menyusuri Slovenia dan Austria agar bisa mencapai Jerman.
Sedangkan, Slovenia pun menolak imigran masuk, dan membuat pengungsi memutar otak untuk memikirkan cara lain.
Beberapa ada yang berkendara menggunakan taksi, bis, dan bahkan menumpang mobil orang lain secara gratis. Ada juga yang memilih berjalan kaki, tapi biasanya dipilih oleh imigran yang menempuh jalur ilegal.
Yang menjadi kesulitan pula adalah sinyal sistem komunikasi di Kroasia, yang mempersulit imigran mengakses informasi melalui internet. Imigran sangat bergantung pada smartphone, demi mengetahui lokasi dan arah tujuan mereka dalam mencari rute ke negara tujuan. (The Washington Post)