TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan laporan dari berbagai media, tercatat jumlah kasus kematian yang disebabkan oleh foto narsis alias 'selfie' di 2015 ini mengalahkan jumlah kasus kematian akibat serangan hiu.
Dikutip dari Science Alert, setidaknya 12 orang meninggal dunia dari insiden yang berhubungan dengan kegiatan 'selfie' di tahun ini. Jumlah itu belum termasuk korban cedera akibat sibuk 'selfie', yang dikatakan lebih banyak lagi.
Jumlah berselisih cukup jauh dengan total korban kematian serangan hiu pada 2015 ini, yang hanya berjumlah delapan orang.
Menurut Mashable, mungkin hasil pengumpulan data laporan itu terdengar konyol, namun banyaknya jumlah kematian itu menjadi pengingat untuk para wisatawan bahwa terlalu sibuk berfoto tanpa memperhatikan lingkungan sekitar tidaklah aman.
Dikatakan empat kasus kematian akibat 'selfie' hari sebagian besar menimpa wisatawan dan terjadi karena terjatuh, seperti yang menimpa wisatawan Jepang yang terjatuh dari anak tangga Taj Mahal ketika sedang berfoto narsis.
Jadi, apa yang membuat ber-'selfie' berbahaya bagi keselamatan nyawa seseorang? Seorang peneliti bernama Jesse Fox mengatakan bahwa 'selfie' adalah bagaimana seseorang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian, melalui foto yang harus sempurna menampilkan dirinya.
"Ia tidak peduli atraksi wisata yang sedang ia rusak. Ia bahkan tak memikirkan konsekuensi dari aksinya, jadi siapa peduli jika ia nantinya jatuh dari tepi Menara Eiffel?," ucap dia.
Makin banyaknya kasus kematian dan kecelakaan akibat 'selfie', membuat banyak taman atraksi dan destinasi wisata melarang aktivitas foto narsis atau penggunaan tongsis (tongkat narsis) di areanya.
"Sebelum berfoto narsis, siapapun harus memikirkan fakta yang lebih penting dari seberapa banyak 'like' yang ia ingin dapatkan, bahwa hal itu bisa membawanya pada kematian," kata perwakilan Kementerian Dalam Negeri Rusia, negara yang sempat mengampanyekan 'Safe Selfies', pada Al Jazeera. (Mashable/Science Alert)