Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Banyak pihak Jepang bingung mengapa Indonesia menyerahkan pengerjaan Shinkansen (kereta super cepat) kepada swasta.
Padahal suku bunga pinjaman Jepang hanya 0,1% sedangkan China memberikan suku bunga 2% atau 20 kali lebih besar suku bunga dibandingkan yang ditawarkan Jepang.
Karena ke swasta sudah pasti pemerintah Jepang tidak akan bisa terlibat. Jadi bukan tidak tertarik.
"Bingung deh melihat pemerintah Indonesia. Proyek Shinkansen diserahkan ke swasta sudah pasti pemerintah Jepang tak akan bisa terlibat. Ini logis saja. Lagi pula pengerjaan oleh swasta kan tidak mungkin tidak melibatkan pemerintah karena menyangkut pembangunan Indonesia dan melibatkan masyarakat luas pula," ungkap sumber Tribunnews.com pagi ini (24/9/2015).
Lebih bingung lagi sumber tersebut melihat keinginan Indonesia menggunakan China sebagai operator Shinkansen meskipun harus bayar mahal 2% suku bunga pinjaman.
"Suku bunga besar itu apakah tidak memberatkan Indonesia, setidaknya BUMN Indonesia tersebut nantinya? Kalau BUMN itu kewalahan kan pemerintah sendiri yang kewalahan, artinya masyarakat juga yang akan menanggung bebannya pada akhirnya,"katanya.
Satu hal lagi soal keamanan Shinkansen apakah memang yakin pemerintah Indonesia menyerahkan ke China, tanyanya lagi.
"Kalau Jepang sudah ketahuan lebih dari 50 tahun belum pernah sekalipun ada kecelakaan, bukti kuat keamanan sejati tersebut. Shinkansen mengalami kecelakaan, tolong diingat, ribuan orang akan meninggal dunia dan ini jangan sampai terjadi di Indonesia deh," tekannya lagi.
Di masyarakat Jepang pun, chatting umum muncul dengan berbagai nada negatif mengenai Indonesia soal Shinkansen ini.
Ada yang mengatakan cukong keturunan China Indonesia di belakang layar proyek Shinkansen supaya mengusulkan strategi demikian yang pada akhirnya China yang akan mengambil proyek.
Intinya adalah uang korupsi. Pada akhirnya lari ke pemikiran korupsi karena tidak masuk akal suku bunga 2% yang tinggi diambil Indonesia untuk pengerjaan Shinkansen tersebut.
Apabila Jepang yang mengerjakan Shinkansen, sudah dapat dipastikan tidak ada uang korupsi bisa ke luar. Inilah latar belakang mengapa proyek Shinkansen dialihkan ke pihak swasta BUMN, ungkap warga masyarakat Jepang dalam chatting tersebut.