Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jaminan asuransi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) pertama kali direalisir penyerahan asuransinya di Kementerian Pariwisata Indonesia kepada karyawan Kemenpar yang baru saja kecelakaan dan meninggal.
"Tadi saya baru saja menyerahkan secara resmi lewat internet (skype) hubungan langsung dengan Jakarta, jaminan BPJS kepada keluarga karyawan Kemenpar. Ini pertama kali diimplementasikan dan yang pertama kali di Indonesia dilakukan di Kemenpar," papar Menteri Pariwisata Indonesia, Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc., 54, khusus kepada Tribuinnews.com sore ini (25/92015).
Jaminan dari BPJS apabila meninggal memperoleh 24 juta rupiah dan apabila karena kecelakaan memperoleh 230 juta rupiah.
"Jadi total keluarga pak Tatang Permana, tadi diterima oleh isterinya, Ibu Samsiar disaksikan anaknya juga uang sekitar 254 juta rupiah," kata Arief.
Pihak Kemenpar sangat perhatian sekali kepada kesejahteraan para karyawannya, "Kalau orangtua meninggal kita ketahui kan kebanyakan anak mereka jadi berhenti sekolah karena tidak ada biaya. Tetapi dengan jaminan BPJS ini terealisir hari ini keluarga tersebut diharapkan tetap bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus sehingga tak berkesusahan nantinya," ujarnya.
Kesejahteraan karyawan dengan ide dasar dari Menteri Pariwisata ini juga terealisasi dalam bentuk pengumpulan dana tabungan bersama di Kemenpar.
"Ide dasarnya adalah, kita yang tinggi pro subsidi. Misalnya Eselon satu dipotong 10 juta, Eselon 2 dipotong 8 juta dan seterusnya. Tetapi semua benefit sama, supaya sama-sama semua merasakan kesejahteraan bersama."
Dengan demikian semua karyawan pariwisata mulai bawah sampai paling atas mengumpulkan sebuah dana tabungan bersama yang kemudian diputarkan untuk kesejahteraan yang akhirnya kembali kepada para karyawan Kemenpar sendiri, dapat dinikmati bersama-sama secara merata, tekannya lagi.
Ide Menpar ini mendapat ambutan sangat positif dari semua karyawan Kemenpar setidaknya dari empat karyawan Kemenpar yang ditemui Tribunnews.com di Tokyo.
Semuanya menyatakan bahwa ide Menpar dan penerapan dana kesejahteraan bersama bagi Kemenpar ini sangat baik dan merata bagi kesejahteraan semua karyawan Kemenpar.
"Bahkan pak Menteri sendiri menyumbangkan banyak sekali dana bagi dana bersama kesejahteraan tersebut sehingga kita semua bisa merasakan dengan baik, misalnya apabila ada yang meninggal atau kecelakaan atau buat anak nya agar bisa melanjutkan sekolah apabila orangtuanya yang karyawan Kemenpar meninggal dunia," ujar seorang karyawan Kemenpar yang tak mau disebutkan namanya.