News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diduga Terlibat Korupsi, Sam Pa Rekan Bisnis Surya Paloh Ditangkap

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengusaha Hong Kong Sam Pa (kiri) dan Su Shulin (kanan) yang dua-duanya kini terlibat kasus dugaan korupsi yang juga melibatkan perusahaan minyak Sinopec. (South China Morning Post)

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Terlibat kasus dugaan korupsi, pengusaha Hong Kong dan bos perusahaan minyak Sonangol, Sam Pa, dikabarkan ditangkap otoritas Tiongkok untuk diinvestigasi atas kasus yang menjeratnya.

Menurut China Economic Review, pengusaha yang pernah menjadi rekan bisnis Surya Paloh itu ditangkap di sebuah hotel di Beijing pada 8 Oktober 2015 lalu.

Dikutip dari Reuters, penangkapan Sam berkaitan dengan keterlibatan perusahaannya dalam proyek perusahaan minyak Tiongkok, Sinopec, di mana mantan direkturnya, Su Shulin, dicurigai melakukan korupsi.

Su, yang kini menjabat sebagai Gubernur Fujian, sudah ditahan dan menjadi sasaran investigasi yang menjadi bagian dari kampanye anti-korupsi yang digerakkan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Berdasarkan lansiran dari majalah keuangan Tiongkok, Caixin, keterlibatan Sam berkaitan dengan perannya sebagai perantara yang membantu menangani kesepakatan Sinopec di Angola.

Namun, kabar soal penangkapannya belum diketahui oleh pihak perusahaan Sonangol di Singapura, yang hanya mengatakan bahwa perusahaan selama ini belum menggelar proyek apapun dan belum pernah berkomunikasi lagi dengan Sam.

"Kami sudah melihat laporan media Tiongkok bahwa ia ditahan. Kami sudah berusaha menghubunginya untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, namun belum berhasil," tulis seorang pengacara yang mewakili Sonangol melalui surel.

Dikatakan Financial Times, ini bukan pertama kalinya Sam digoyahkan oleh kasus, terlebih saat pergolakan politik pada 2007. Namun, ia selalu lolos dan terus mengembangkan perusahaannya. (Reuters/China Economic Review/Financial Times)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini