TRIBUNNEWS.COM, ARAB SAUDI - Seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi ditahan oleh pihak berwenang di Beirut, Lebanon, setelah diduga berusaha menyeludupkan narkotika.
Pangeran Arab Saudi yang namanya tidak diketahui tersebut, ditangkap bersama dengan lima warga Arab Saudi lainnya berusaha menyeludupkan 2 ton captagon pil amphetamine menggunakan pesawat pribadi ke Arab Saudi.
Dilansir CNN, Rabu (28/10/2015), ini merupakan penyeludupan narkoba terbesar yang terjadi di Bandara Internasional Beirut-Rafik Hariri.
Kantor PBB untuk urusan Narkoba dan Kejahatan mengatakan bahwa amfetamin adalah jenis yang paling umum dari narkoba yang digunakan di Arab Saudi.
Captagon adalah nama merek obat farmasi yang dikembangkan pada 1960-an. Produksi dihentikan pada tahun 1980-an.
Captagon mengandung stimulan sintetis yang disebut fenethylline. Belakangan ini para produsen narkotika memproduksi Captagon tablet palsu, dicap dengan logo Captagon, tetapi mengandung amphetamine serta bahan kimia lainnya.
"Sifat dari bahan psikoaktif di tablet tersebut tidak selalu jelas, namun laporan menunjukkan bahwa amfetamin diperdagangkan dari Eropa Tenggara adalah bahan utama dalam tablet Captagon, dan ditemukan di pasar konsumen di Timur Tengah (terutama Arab Saudi), sering bersama kafein, "kata Kantor PBB untuk urusan Narkoba dan Kejahatan dalam situsnya.
Di bulan Juni, Direktur Eksekutif Kantor PBB untuk urusan Narkoba dan Kejahatan, Yury Fedotov, mengatakan kelompok teroris diduga terlibat dalam perdagangan Captagon.
"ISIL / Da'esh (ISIS) dan al Nusra Front diyakini memfasilitasi penyelundupan prekursor kimia untuk produksi Captagon," kata Yury Fedotov dalam sebuah sebuah konferensi tentang penyelundupan narkoba.